Bahas RUU PIP, Karmila Sari Ingatkan Pancasila Bukan Alat Kekuasaan

Berita Golkar – Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Karmila Sari menegaskan pentingnya penguatan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hal tersebut ia sampaikan dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bersama civitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Senin (15/9/2025), yang digelar dalam rangka penyerapan aspirasi penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Undang-Undang Pembinaan Ideologi Pancasila (RUU PIP).

Menurut Karmila, perkembangan zaman yang dipengaruhi globalisasi serta arus informasi melalui media sosial telah memunculkan pergeseran nilai, etika, dan peradaban bangsa. Ia menilai kondisi ini menuntut adanya penguatan kembali semangat persatuan.

“Sekarang kita bisa lihat bagaimana etika-etika leluhur mulai bergeser. Dengan adanya perbedaan suku, agama, pemikiran, budaya, dan tradisi, persatuan kita mudah sekali terpecah belah, apalagi dengan media sosial. Karena itu karakter nilai Pancasila harus kembali diperkuat,” ujarnya, dikutip dari laman DPR RI.

Politisi Fraksi Partai Golkar itu menekankan, Pancasila harus dipahami secara menyeluruh, bukan sekadar dijadikan alat kepentingan kekuasaan. Masukan mahasiswa dalam FGD, kata dia, menunjukkan pentingnya menjaga demokrasi agar nilai-nilai Pancasila tetap hidup di tengah masyarakat.

“Mahasiswa mengingatkan kita supaya Pancasila jangan sampai dijadikan alat penguasa. Itu masukan yang sangat penting,” ungkap Karmila.

Lebih lanjut, ia menyebut perlunya memasukkan pemahaman ideologi Pancasila secara lebih sistematis ke dalam dunia pendidikan. Menurutnya, penguatan nilai-nilai Pancasila tidak cukup sebatas wacana umum, tetapi harus hadir dalam kurikulum pendidikan agar dapat membentuk karakter generasi muda sejak dini.

“Kita mendapat masukan dari mahasiswa dan akademisi bahwa nilai-nilai Pancasila harus tetap diterapkan, tidak hanya secara keseluruhan, tetapi juga melalui kurikulum-kurikulum agar penerapannya lebih nyata,” jelas Karmila.

Karmila menambahkan, tujuan utama pembinaan ideologi Pancasila adalah menghidupkan kembali seluruh sila Pancasila secara menyeluruh, mulai dari Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, hingga Kerakyatan dan Keadilan Sosial.

“Artinya, kita tidak boleh melihat Pancasila hanya dari sudut pandang pribadi atau stigma tertentu. Nilai-nilainya harus dihidupkan dari berbagai level, termasuk dari sisi akademisi,” pungkasnya. {}