Berita Golkar – Terkait adanya siswi SMA Negeri di Bengkulu yang diduga menjadi korban perundungan oleh beberapa oknum guru dan beberapa oknum pelajar, juga mendapat perhatian dari Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.
Orang nomor 1 di Provinsi Bengkulu ini, menyayangkan kejadian tersebut dan meminta agar hal serupa tidak terulang kembali.
“Kemarin sempat dipanggil, kita dapat informasi itu kesalahan pahaman komunikasi. Artinya sekarang itu, bahasa menjadi sangat penting, walaupun tujuan kita baik jika disampaikan dengan bahasa verbal yang salah, Kadang-kadang penerimaan orang jadi salah. Dan kemarin sudah diluruskan, ” jelas Rohidin, Kamis (3/8/2023).
Senada dengan itu, Sekprov Bengkulu Hamka Sabri menyampaikan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti, adanya dugaan kasus perundungan di SMA negeri tersebut.
Bila terbukti bersalah, guru terkait pun akan dievaluasi, dan berpeluang diturunkan atau dimutasi ke sekolah di wilayah berbeda.
“(Bisa saja dicopot,red) itu sudah pasti, dak masalah kalau memang terbukti guru itu melakukan, ada kode etiknya nanti. Seperti dulu kan ada guru di SMAN 4 Kota Bengkulu, kita turunkan dulu ke Seluma, untuk penyegaran. Pasti itu, kode etik kita turunkan, ” papar Hamka.
Untuk diketahui, Senin (31/7/2023) Hermika Media Sari mendatangi SMA Negeri di Kota Bengkulu. Kedatangan tersebut untuk meminta pertanggungjawaban pihak sekolah atas apa yang terjadi pada anaknya. Juga meminta agar pihak sekolah menindak para pelaku yang diduga telah melakukan perundungan terhadap anaknya, selama 2 tahun terakhir.
Apalagi, SMA Negeri di Bengkulu yang diduga menjadi korban perundungan oleh beberapa oknum guru dan beberapa oknum pelajar, ternyata menderita penyakit autoimun. Bahkan merupakan pasien di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sejak tahun 2021.
Kemudian pada Rabu (2/8/2023), pihak sekolah mencoba melakukan mediasi antara kedua belah pihak. Akan tetapi mediasi gagal, pasalnya dari keterangan orang tua pelajar di Bengkulu yang sebelumnya diduga lakukan perundungan terhadap siswi kelas XII SMA Negeri di Kota Bengkulu, sebut enggan berdamai.
Sementara itu, Awal Fitri, guru di salah satu sekolah SMA yang ada di Kota Bengkulu memberi penjelasan bahwa dirinya tidak ada niat sama sekali merundung siswinya yang duduk di bangku kelas XII, seperti yang sempat disampaikan oleh orang tua terduga korban perundungan.
Menurut Awal, hal tersebut hanyalah kesalahpahaman, sehingga orang tua korban menyebut bahwa guru telah melakukan perundungan kepada anaknya. {sumber}