Gubernur Rudy Mas’ud Dorong Kaltim Jadi Pusat Investasi Energi Hijau Nasional

Berita Golkar – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) telah membuka kesempatan kepada para investor baik lokal maupun mancanegara untuk melakukan kegiatan bisnis khususnya energi terbarukan di wilayah Kaltim.

Gubernur Provinsi Kaltim Rudy Mas’ud di Samarinda, Kamis menegaskan komitmennya membawa Benua Etam menuju era energi hijau dengan mendorong investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT). Langkah ini sejalan dengan visi Kaltim sebagai daerah yang berdaya saing, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.

“Kita akan terus dorong pengembangan energi baru terbarukan,” tegas Rudy, dikutip dari Antara.

Energi baru terbarukan (EBT) adalah energi yang bersumber dari proses alam yang berkelanjutan, seperti matahari, angin, air, panas bumi, dan biomassa, sehingga tidak akan habis dan ramah lingkungan.

Dia mengakui, Kaltim selama ini dikenal sebagai lumbung batu bara nasional, menyumbang sekitar 60 persen produksi nasional, selain minyak dan gas bumi.

Namun, menurut Rudy dunia kini telah bergerak ke arah energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Oleh karena itu, Kaltim perlu bertransformasi agar tidak lagi bergantung pada energi fosil yang kian menipis.

“Energi tidak terbarukan dampaknya luar biasa bagi lingkungan dan sosial. Selain pasti habis, juga berefek ekonomi daerah ketika dana bagi hasil (DBH) berkurang seperti saat ini,” ungkapnya.

Ia mengaku optimistis, pengembangan investasi EBT mampu menciptakan lapangan kerja baru, memperkuat ekonomi daerah, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.

“Energi bersih akan menarik investor kelas dunia dan membuat ekonomi Kaltim jadi lebih stabil dan maju,” tambahnya.

Selain sektor energi, Gubernur Harum juga menekankan pentingnya penguatan sektor pertanian, pangan, dan hortikultura sebagai prioritas menuju swasembada dan kemandirian pangan nasional.

Hingga triwulan kedua 2025, realisasi investasi di Kaltim mencapai Rp43,47 triliun dari target Rp79,86 triliun atau sekitar 54 persen.

Dari jumlah tersebut, investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp32,42 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) senilai Rp11,03 triliun.

Tiga sektor penyumbang terbesar investasi adalah pertambangan sebesar Rp18,21triliun (4.230 proyek), tanaman pangan,perkebunan dan peternakan Rp4,71 triliun (746proyek), serta industri kertas dan percetakan Rp2,01 triliun (50 proyek). {}