DPP  

Achmad Annama: Kader Perempuan Partai Golkar Berhasil Manfaatkan Medsos dan Ruang Digital Jadi Ajang Karya

Berita GolkarGolkarpedia kembali merilis hasil riset bulanan mengenai politisi perempuan Partai Golkar terpopuler periode September 2025. Riset ini menggunakan teknologi monitoring digital berbasis algoritma yang secara otomatis menghimpun dan menganalisis ribuan pemberitaan daring dari berbagai portal berita nasional dan daerah.

Melalui instrumen ini, tim riset Golkarpedia memetakan frekuensi pemberitaan (kuantitas) dan tingkat jangkauan (reach) di ranah digital, untuk kemudian mengukur seberapa kuat eksposur publik terhadap tokoh-tokoh politik Partai Golkar. Dari hasil pemantauan sepanjang September 2025, empat nama politisi perempuan Partai Golkar muncul sebagai figur dengan tingkat eksposur tertinggi.

Meutya Hafid, Menteri Komunikasi dan Digital RI, menempati peringkat pertama dengan 1.316 pemberitaan dan jangkauan 4,2 juta akun publik. Di posisi kedua ada Intan Nurul Hikmah, Wakil Bupati Tangerang, dengan 413 pemberitaan dan 472 ribu jangkauan.

Sementara Dyah Roro Esti, Wakil Menteri Perdagangan RI, berada di posisi ketiga dengan 404 pemberitaan dan jangkauan 1,2 juta akun. Menutup empat besar, Hetifah Sjaifudian, Ketua Komisi X DPR RI, mencatat 380 pemberitaan dengan jangkauan 782 ribu akun.

Menanggapi hasil riset tersebut, Ketua Departemen Media dan Penggalangan Opini (MPO) DPP Partai Golkar, Achmad Annama, menyampaikan apresiasi dan kebanggaan atas capaian keempat politisi perempuan Partai Golkar itu.

Ia menilai, temuan Golkarpedia bukti bahwa para kader perempuan Partai Golkar berhasil memanfaatkan media sosial dan ruang digital bukan sekadar sebagai ajang eksistensi, tetapi sebagai panggung karya dan komunikasi politik yang sehat.

“Empat tokoh politisi perempuan Partai Golkar ini bukan hanya populer, tapi populer karena karya. Mereka menampilkan performa yang konkret dan konsisten, baik sebagai pejabat publik maupun wakil rakyat. Medsos mereka hidup, informatif, dan berisi kerja nyata,” ujar Achmad Annama di Jakarta, Senin (05/10).

Menurut Ketua Depinas SOKSI, riset ini penting karena menggambarkan bahwa popularitas yang sehat dapat tumbuh dari aktivitas digital yang konstruktif. Di tengah era politik digital yang kerap diwarnai polarisasi dan misinformasi, kader perempuan Partai Golkar justru hadir dengan citra positif melalui penyampaian informasi berbasis data dan kinerja lapangan.

“Partai Golkar sejak lama menekankan pentingnya komunikasi publik yang santun dan berorientasi pada hasil. Para kader perempuan ini berhasil menerjemahkan nilai itu di dunia digital,” lanjut Annama.

Ketua DPP KNPI ini menyoroti bagaimana masing-masing figur memiliki pendekatan khas dalam membangun narasi publik. Meutya Hafid, kata dia, menonjol dengan gaya komunikasi profesional dan kredibel, sejalan dengan kiprahnya di sektor media dan komunikasi digital sebagai Menkomdigi.

Intan Nurul Hikmah dekat dengan masyarakat dan aktif mengangkat isu lingkungan serta pemberdayaan perempuan di Kabupaten Tangerang. Sementara Dyah Roro Esti memperkuat citra Partai Golkar di bidang diplomasi perdagangan internasional dengan narasi inovasi ekonomi hijau, dan Hetifah Sjaifudian konsisten mengedepankan isu pendidikan, kebudayaan, dan pembangunan SDM unggul.

“Empat nama ini mewakili wajah baru Partai Golkar yang adaptif, progresif, dan komunikatif. Mereka menunjukkan bahwa politik bukan hanya soal kekuasaan, tapi soal gagasan dan kebermanfaatan,” tegas konsultan Digital Branding ini.

Annama juga mengungkapkan bahwa hasil pemantauan digital Golkarpedia sangat kredibel digunakan sebagai bahan evaluasi untuk memperkuat kapasitas komunikasi politik kader di ruang digital. Menurutnya, data semacam ini bisa membantu partai memahami tren persepsi publik dan efektivitas pesan yang disampaikan kader.

“Kami terus mendorong kader Partai Golkar agar tidak alergi terhadap teknologi. Dunia digital ini harus dikuasai, bukan ditinggalkan. Karena di sanalah ruang pertempuran opini publik berlangsung,” tambahnya.

Annama menekankan, keberhasilan empat politisi perempuan Partai Golkar terpopuler tersebut adalah contoh nyata bagaimana kinerja dan kredibilitas bisa berjalan beriringan dengan popularitas digital. Ia berharap capaian ini menginspirasi kader muda, khususnya generasi perempuan Golkar, untuk terus produktif dan berani tampil di ruang publik dengan konten positif.

“Popularitas akan datang ketika kerja kita nyata dan komunikasi kita jujur. Empat kader ini membuktikan, medsos bukan sekadar panggung, tapi jembatan antara kinerja dan kepercayaan publik,” pungkas Achmad Annama.

Leave a Reply