Menteri UMKM Maman Abdurrahman Dorong Madu Lokal Masuk Menu Program Makan Bergizi Gratis

Berita Golkar – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Republik Indonesia mendorong penguatan peran pengusaha madu nasional, agar dapat masuk dalam rantai pasok Program Makan Bergizi Gratis (MBG), salah satu program prioritas Presiden Republik Indonesia untuk membangun generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif.

Dalam sambutan daring pada acara Konsultasi Pemanfaatan Teknologi untuk Mendukung Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) di Semarang, Menteri UMKM, Maman Abdurrahman menegaskan tentang pentingnya menjadikan madu sebagai alternatif bahan pangan bergizi dalam menu Program MBG.

“Madu adalah anugerah alam yang kaya manfaat. Kandungan bioaktifnya mampu meningkatkan daya tahan tubuh, memperkuat konsentrasi belajar, dan mempercepat pemulihan kesehatan. Karena itu, madu layak menjadi bagian penting dalam membangun generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045.” ujar Maman Abdurrahman, dikutip dari Website Resmi Kementerian UMKM, Minggu (12/10/2025), dikutip dari DetikSumsel.

Menurutnya, Program MBG bukan hanya soal pemenuhan gizi anak-anak Indonesia, tetapi juga peluang besar untuk memperkuat ekonomi rakyat melalui keterlibatan UMKM penghasil madu, dalam rantai pasok nasional.

“Melalui forum ini, kita mendorong madu menjadi bagian dari Program MBG sebagai bentuk nyata kontribusi UMKM terhadap program prioritas Presiden.” kata Maman Abdurrahman.

Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana, menjelaskan bahwa madu memiliki potensi besar untuk menjadi komponen penting dalam menu MBG, karena kandungan nutrisinya yang lengkap, kaya energi, vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif.

“Pengintegrasian madu dalam Program MBG tidak hanya memperkaya kualitas gizi, tetapi juga memberi nilai tambah ekonomi melalui pemanfaatan produk lokal yang berkelanjutan.” jelas Temmy Satya Permana.

Namun, tantangan masih ada. Berdasarkan data Kementerian UMKM, kebutuhan madu nasional mencapai sekitar 7.500 ton per tahun, dengan asumsi konsumsi per kapita sebesar 30 gram per tahun, sementara produksi madu dalam negeri baru sekitar 2.000 ton per tahun.

“Artinya, masih ada ruang besar untuk meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas madu lokal.” ujarnya.

Sebagai langkah konkret, Kementerian UMKM terus mengembangkan pendekatan hilirisasi komoditas unggulan melalui program Rumah Produksi Bersama (RPB) atau Factory Sharing. Program ini sudah berjalan di 16 kabupaten dan provinsi sejak 2022 hingga 2024.

Melalui RPB, pelaku UMKM dapat mengakses fasilitas produksi bersama, pelatihan teknologi, dan sertifikasi mutu, sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan daya saing produk madu Indonesia.

“Inovasi dan kolaborasi menjadi kunci agar madu Indonesia tidak hanya untuk konsumsi domestik, tetapi juga bisa menembus pasar global.” tambah Maman Abdurrahman.

Dalam kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Direktorat Kerja Sama dan Kemitraan Badan Gizi Nasional (BGN), Imam Bachtiar, menegaskan bahwa BGN memberi ruang bagi pemerintah daerah untuk menyesuaikan menu Program MBG dengan potensi pangan lokal.

“Apabila potensi lokal di Jawa Tengah, misalnya, adalah madu, maka hal tersebut dapat dibicarakan dan diusulkan untuk menjadi salah satu menu pendamping MBG.” ujar Imam Bachtiar.

Ia menambahkan, madu berpotensi menjadi suplemen bergizi alami dalam Program MBG selama memenuhi standar mutu dan keamanan pangan. Untuk itu, diperlukan sinergi kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha agar pelaksanaannya optimal.

“Sinergi ini penting agar program tidak hanya sukses dari sisi gizi, tetapi juga berdampak ekonomi bagi pengusaha UMKM lokal.” katanya.

Dengan dukungan Kementerian UMKM dan BGN, madu diharapkan menjadi contoh nyata sinergi antara program peningkatan gizi nasional dan pemberdayaan ekonomi rakyat.

Langkah ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan berbasis lokal, tetapi juga sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, membangun generasi yang sehat, produktif, dan mandiri melalui kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. {}