Berita Golkar – Menteri Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan bahwa dirinya tidak pernah mendorong pelaku UMKM untuk membuat produk ilegal atau tiruan.
Ia menjelaskan bahwa pernyataannya yang sempat viral di media sosial hanyalah bentuk guyonan kreatif yang disalahartikan sebagian pihak.
“Yang saya maksud itu produk plesetan, bukan produk palsu,” tegas Maman saat memberikan sambutan dalam acara Peringatan Hari Asuransi Nasional 2025 di Nusa Dua, Sabtu (18/10/2025), dikutip dari NusaBali.
Pernyataan itu muncul sebagai tanggapan atas maraknya komentar di dunia maya yang menuding dirinya mendorong produksi barang KW. Padahal, menurut Maman, contoh seperti “Louis Putong” atau “Adinda” yang ia lontarkan merupakan ajakan agar UMKM berani berinovasi secara kreatif dalam menamai produk lokal, bukan meniru secara ilegal merek luar negeri.
“Kalau ada Louis Vuitton, kenapa kita nggak bikin Louis Putong. Atau Adidas jadi Adinda. Terus kalau misalnya parfum, misalnya Dior tuh, kita bikin Doir gitu. Itu bentuk plesetan lucu saja, bukan berarti menyuruh buat barang palsu,” ujarnya disambut tawa audiens.
Maman menambahkan, ide tersebut muncul karena dirinya prihatin terhadap derasnya arus produk impor yang merusak pasar domestik. “Kita perlu dorong UMKM agar kreatif dan berani bersaing, bukan justru pasrah digempur produk luar,” kata dia.
Ia juga menegaskan bahwa Kementerian UMKM saat ini terus memperkuat perlindungan bagi pelaku usaha kecil, termasuk lewat pembiayaan, akses pasar, hingga pelatihan branding agar produk lokal bisa menembus pasar internasional. {}













