Berita Golkar – Dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang digelontorkan pemerintah mulai Oktober 2025, diharapkan dapat digunakan dengan baik oleh para penerima manfaat. Bantuan tersebut agar tidak disalahgunakan, yang membuat penerima terjebak dalam kejahatan di dunia online. Semisal dipakai untuk judi online.
Pesan itu sempat disampaikan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid di sela-sela mengecek kesiapan kantor pos dalam menyalurkan BLT. Meutya datang ke KCP PosIND Blahkiuh, Kabupaten Badung pada Minggu (2/11/2025).
“Mudah-mudahan, semoga bantuan ini bermanfaat,” ujar Meutya setelah melihat bagaimana proses penerima mengambil BLT di kantor pos, dikutip dari Kompas.
Tahap pertama penyaluran BLT sudah dilakukan mulai 27 Oktober 2025. Kementerian Sosial menargetkan proses pencairan bantuan tunai senilai Rp 900 ribu.
Adapun total BLT yang disalurkan, baik melalui Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) maupun kantor pos, untuk 35 juta keluarga penerima manfaat (KPM) atau setara dengan 140 juta jiwa. Kantor pos bertugas menyalurkan BLT untuk 18 juta KPM.
“Jadi ini bukan angka kecil, sehingga kita perlu memastikan bahwa kantor pos siap. 18 juta itu adalah manusia, keluarga yang harus dijangkau. Tugas ini menantang,” tegas Meutya.
Dia menekankan hal paling utama dan penting dari angka tersebut adalah tidak boleh ada KPM yang sampai tidak mendapatkan haknya. Berdasarkan hasil pengecekannya terkait infrastruktur maupun SDM, menurutnya semuanya sudah siap untuk melakukan penyaluran.
“Tadi yang kita periksa bahwa kesiapan sudah siap, baik secara infrastruktur maupun SDM. Tahap pertama sudah dilakukan tanggal 27 Oktober dengan jumlah 650 ribu keluarga penerima pemanfaat,” ungkap dia.
Meutya juga menjelaskan mengapa memilih untuk melakukan pengecekan di KCP PosIND Blahkiuh. Namun dia memastikan akan melakukan pemeriksaan di tempat yang lain.
“Karena ini kantor pos layanan pos universal, yaitu daerah-daerah yang jauh-jauh, yang memang kita yakini menjadi kaki tangan pemerintah untuk memberikan bansos hingga ke pelosok,” ujarnya.
“Penerima bansos biasanya kan tidak hanya di kota-kota, tapi di pelosok daerah. Karena itu kita ke Blahkiuh dan ini hanya menjadi simbol,” ujar dia menambahkan.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Utama PT POS Indonesia, Haris mengatakan penyaluran BLT Kesra ini dalam rangka program Stimulus Ekonomi. Saat ini PT POS masih melakukan perbaikan dan validasi data KPM.
“Dapat dipastikan penerima bansos BLT Kesra lewat POS sebanyak 18 juta KPM. Sampai sekarang memang kami terus berkoordinasi dengan Kementerian Sosial untuk memastikan data ini,” ujar Haris.
“Untuk daerah Bali (penerima BLT), kami memang belum bisa pastikan. Khawatir nanti kata-kata ini jadi pegangan ya,” lanjut dia. {}













