DPP  

Idrus Marham di Musda XI Riau: Kekuatan Partai Golkar Terletak Pada Karya Kekaryaan Bukan Figur Semata

Berita GolkarWakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Idrus Marham, menyerukan agar seluruh kader Golkar meneguhkan kembali arah perjuangan partai yang berpijak pada paradigma membesarkan partai, bukan menguasai partai. Seruan ini disampaikan Idrus dalam sambutannya pada pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) XI DPD I Partai Golkar Provinsi Riau, di hadapan jajaran pengurus, pimpinan daerah, dan kader dari berbagai kabupaten/kota di Riau.

Dalam pidato yang bernuansa reflektif tersebut, Idrus menilai bahwa perbedaan dua paradigma itu menjadi ujian mendasar bagi karakter politik kader Partai Golkar. Menurutnya, pilihan antara ‘membesarkan’ dan ‘menguasai’ bukan hanya persoalan strategi, tapi menyangkut watak kepemimpinan dan orientasi perjuangan partai.

“Dalam dunia pergerakan, ada dua paradigma kepemimpinan yang selalu tarik-menarik — paradigma membesarkan dan paradigma menguasai. Kita ingin membesarkan partai, bukan menguasai,” tegas Idrus Marham.

Ia menjelaskan paradigma membesarkan partai menuntut sikap terbuka, inklusif, dan berorientasi pembangunan kolektif. Dalam kerangka ini, tiap kader, tokoh daerah, maupun simpatisan dipandang sebagai aset yang perlu dirangkul untuk memperkuat basis politik partai. Sebaliknya, paradigma menguasai partai cenderung eksklusif, tertutup, dan menempatkan kekuasaan personal di atas kepentingan organisasi.

“Kalau yang dikejar hanya kekuasaan, maka potensi yang dianggap mengganggu akan dipotong sejak awal. Akibatnya, partai makin kecil dan dikelilingi orang-orang yang hanya bisa berkata ‘mantap ketua’ tapi tanpa karya kekaryaan,” ujarnya dengan nada menegaskan.

Idrus menilai, kecenderungan sebagian kalangan politik yang terjebak dalam pola pikir menguasai partai justru menjadi sumber melemahnya organisasi. Ketika semangat kompetisi berubah menjadi perebutan dominasi, nilai-nilai kekaryaan yang menjadi DNA Partai Golkar pun tergerus. Ia menegaskan bahwa kekuatan Golkar terletak pada karya dan produktivitas kadernya, bukan pada figur semata.

“Kemantapan kepemimpinan di Partai Golkar tidak diukur dari loyalitas buta, tetapi dari produktivitas dan karya nyata untuk rakyat. Karena itu, yang disebut mantap bukan yang banyak memuji, tapi yang banyak berbuat,” tandasnya.

Idrus kemudian mengaitkan pesan tersebut dengan doktrin Karya Kekaryaan yang menjadi ideologi dasar Golkar sejak awal berdiri. Menurutnya, doktrin ini bukan hanya slogan politik, melainkan panduan moral untuk memastikan partai hadir memberi manfaat langsung kepada masyarakat.

“Semakin banyak karya yang kita hasilkan, semakin banyak rakyat yang merasakan manfaatnya, maka kepercayaan rakyat akan tumbuh dengan sendirinya. Tidak perlu kampanye besar-besaran. Karena rakyat akan mencari Partai Golkar ketika mereka melihat hasil kerja yang nyata,” ujar Idrus.

Ia menambahkan bahwa dalam situasi politik nasional yang semakin kompetitif, Partai Golkar harus kembali meneguhkan jati dirinya sebagai partai karya, bukan partai retorika. Membangun partai berarti membangun sistem yang melahirkan kader berkualitas, menumbuhkan tradisi berpikir rasional, dan memperkuat struktur organisasi hingga ke tingkat akar rumput.

“Kalau kita berpegang pada paradigma membesarkan partai, maka setiap kader akan merasa memiliki tanggung jawab moral untuk memperkuat basis dukungan di daerahnya. Tapi kalau yang dikejar hanya menguasai partai, energi kita akan habis untuk menjaga posisi, bukan membangun kekuatan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Idrus mengingatkan bahwa Musda XI DPD I Partai Golkar Riau harus menjadi momentum lahirnya model kepemimpinan baru yang berorientasi pada pelayanan publik dan penguatan nilai-nilai organisasi. Ia menilai kepemimpinan yang kuat adalah kepemimpinan yang mampu menumbuhkan kepercayaan, memperluas partisipasi, dan mempersatukan potensi kader dari berbagai lapisan.

“Musda ini bukan ajang mencari kekuasaan personal. Ini adalah forum menentukan arah, visi, dan gaya kepemimpinan yang mampu menjawab tantangan zaman. Kita ingin lahir pemimpin yang visioner, produktif, dan berorientasi pada kemaslahatan rakyat,” pungkas Idrus.

Dalam pandangan Idrus, arah masa depan Partai Golkar hanya akan kokoh bila setiap kader memahami kekuasaan hanyalah sarana, bukan tujuan. Yang menjadi tujuan sejati, kata dia, adalah membesarkan partai melalui karya, solidaritas, dan spirit melayani rakyat.

Musda XI Partai Golkar Riau ini dihadiri sejumlah elite DPP Partai Golkar dan tokoh senior partai. Hadir di antaranya Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia, Ketua Bidang Organisasi Yahya Zaini, Ketua Bidang Pemilu Sumatera I Ilham Pangestu, Wasekjen Haris Surahman dan Ketua Departemen MPO Achmad Annama.

Sejumlah anggota DPR RI asal Riau hadir, seperti: Yulisman, Karmila Sari, dan Maharani dan anggota DPD RI dari Riau, Sewitri. Turut hadir para Ketua dan Sekretaris DPD II Partai Golkar se-Riau.

Leave a Reply