Atasi Pengangguran, Mukhtarudin Targetkan Kirim 500 Ribu hingga 7 Juta Pekerja Migran Terampil Ke Luar Negeri

Berita Golkar – Pemerintah menjadikan penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) berkualitas sebagai salah satu strategi utama menekan angka pengangguran nasional.

Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin mengungkapkan, jika target 500 ribu hingga 7 juta PMI terampil tercapai, dampaknya akan sangat signifikan mengurangi pengangguran di dalam negeri.

“Dengan keterbatasan SDM saat ini, pencapaian target ini akan memberikan efek luar biasa dalam menurunkan angka pengangguran kita,” kata Mukhtarudin dalam rilisnya kepada Golkarpedia, Rabu (19/11/2025).

Pemerintah kini mengalihkan fokus dari pekerja migran sektor informal ke sektor profesional berbasis middle dan high skill. Negara tujuan utama seperti Slovakia dan Turki umumnya hanya mensyaratkan kemampuan bahasa Inggris dasar hingga menengah, sementara Jerman tetap mengharuskan penguasaan bahasa Jerman.

“Kelemahan kita saat ini adalah kemampuan bahasa Inggris yang masih rendah. Makanya kita masifkan pelatihan bahasa dan keterampilan melalui Kelas Migran,” ujar Waketum DPP Ormas MKGR ini.

Untuk mempercepat target tersebut, Mukhtarudin menyebut Kementerian P2MI mengintegrasikan program Kelas Migran ke dalam kurikulum SMK, SMA, dan yang terbaru, ke program prioritas nasional Sekolah Rakyat.

“Kelas Migran kini menjadi bagian dari Sekolah Rakyat. Jadi persiapan tenaga kerja kita tidak lagi parsial-parsial, tapi by system, terarah, dan langsung berorientasi pasar kerja luar negeri,” jelas Ketua DPP Partai Golkar ini.

Langkah ini juga mendukung usulan Menko PMK Abdul Muhaimin Iskandar soal pembentukan Badan Vokasi Nasional berorientasi ekspor tenaga kerja.

Mulai Desember 2025, pemerintah menargetkan pengiriman 500 ribu Pekerja Migran terampil setiap tahun, dengan potensi mencapai 7 juta dalam beberapa tahun mendatang.

Khusus tahun 2026, sebanyak 300 ribu di antaranya direncanakan berasal dari lulusan SMK yang telah dilatih bahasa asing dan keterampilan spesifik sesuai permintaan negara tujuan.

“Dengan cara ini, kita tidak hanya mengatasi pengangguran, tapi juga meningkatkan devisa negara dan mengubah citra pekerja migran Indonesia dari pekerja rendah skill menjadi tenaga profesional yang kompetitif di kancah global,” pungkas tokoh masyarakat Kalteng ini. {}