Berita Golkar – Tasyakuran Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Jenderal TNI (Purn.) HM. Soeharto digelar di Masjid Ainul Hikmah DPP Partai Golkar berlangsung dengan suasana penuh khidmat. Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum PP Majelis Dakwah Islamiyah (MDI), KH. Choirul Anam, menyampaikan tausiyah yang menekankan pentingnya rasa syukur dan sikap adil dalam menilai jasa para tokoh bangsa.
KH. Choirul Anam selaku Ketua Umum PP MDI mengungkapkan bahwa dirinya langsung menyambut ajakan kerjasama Balitbang DPP Partai Golkar untuk mengadakan tasyakuran tersebut. Ia menilai penghormatan terhadap jasa para tokoh bangsa adalah bagian dari keimanan.
“Ketika saya dihubungi untuk kerjasama MDI dan Masjid Ainul Hikmah menyelenggarakan syukuran penganugerahan gelar pahlawan nasional HM. Soeharto saya langsung jawab iya,” ujarnya.
Ia kemudian menjelaskan alasan kuat di balik sikap tersebut, dengan menekankan pentingnya mensyukuri perjuangan para pendahulu. “Manusia tidak ada yang sempurna, manusia bukan malaikat, tapi manusia juga bukan iblis. Kalau kita tidak mau bersyukur atas jerih payah pengorbanan manusia… apalagi presiden kita, kalau kita tidak mau mensyukuri, menghormati jasa-jasanya sebenarnya kita tidak bersyukur kepada Allah,” tuturnya.
Dalam tausiyahnya, KH. Choirul Anam juga menyinggung perbedaan pengalaman lintas generasi terhadap masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Ia menilai banyak generasi muda yang tidak lagi merasakan langsung stabilitas kehidupan pada masa tersebut.
“Mungkin bagi generasi milenial dan Gen Z, tidak merasakan bagaimana kita nikmatnya hidup di zaman kepemimpinan Pak Harto. Petani tidak ada yang kesulitan pupuk, petani tidak ada yang kesulitan menjual hasil panennya. Dengan trilogi pembangunan waktu itu, stabilitas, pertumbuhan, dan pemerataan. Hidup tenang,” ujar Sekretaris Bidang Keagamaan dan Kerohanian DPP Partai Golkar ini.
Ia juga menegaskan bahwa Soeharto memiliki kontribusi besar dalam pembangunan keagamaan di Indonesia. “Satu-satunya presiden yang membangun 1000 masjid hanya almarhum Jenderal Besar Soeharto,” tuturnya.
Karena itu, KH. Choirul Anam mengajak masyarakat untuk lebih mengedepankan sisi baik para tokoh bangsa yang telah berjasa. “Oleh karena itu, sekali lagi mari kita kedepankan kelebihannya, kebaikannya. Bukan kekurangan dan kesalahannya. Kalau kita kedepankan kekurangan dan kesalahannya, jangankan urusan negara, suami istri pun bisa bubar,” katanya.
Ia menutup tausiyah dengan ajakan untuk mensyukuri anugerah negara yang diberikan kepada Presiden RI ke-2 tersebut. “Hari ini kita bersyukur kepada Allah bahwasannya Presiden RI ke-2 yang memiliki jasa luar biasa, dianugerahi gelar pahlawan nasional,” pungkasnya.
Acara tasyakuran ini menjadi momentum bagi berbagai elemen masyarakat untuk kembali mengenang kontribusi Soeharto dan merenungkan nilai-nilai kejuangan yang dapat terus diwariskan bagi generasi bangsa.













