Bupati Garut Abdusy Syakur Pastikan Penyaluran Pupuk Subsidi Tepat Sasaran, Harga Turun Ringankan Beban Petani

Berita Golkar – Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam memastikan penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani berlangsung secara tepat sasaran.

Penegasan ini disampaikan dalam sebuah pertemuan penting yang membahas ketersediaan dan kemudahan akses pupuk bagi para petani di wilayahnya. Langkah ini diambil untuk menghindari praktik-praktik penyimpangan yang dapat merugikan sektor pertanian.

Pertemuan tersebut berlangsung di Ruang Serbaguna SMKN 12 Garut pada Jumat, 14 November, dengan fokus utama pada pembahasan subsidi pupuk yang merata. Bupati menekankan pentingnya pengecekan secara detail terhadap setiap proses distribusi.

Hal ini bertujuan agar pupuk bersubsidi benar-benar diterima oleh petani yang berhak dan sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Pemerintah pusat sendiri telah mengalokasikan anggaran subsidi pupuk yang sangat besar, mencapai Rp44,6 triliun, untuk mendukung 10 komoditas pangan utama. Anggaran ini merupakan bentuk dukungan nyata bagi petani, dan Bupati Garut berkomitmen penuh agar dana tersebut tidak salah sasaran.

Jika terjadi penyimpangan, dikhawatirkan akan berdampak pada kenaikan biaya produksi petani, yang pada akhirnya dapat membebani mereka.

Komitmen Pemerintah Daerah untuk Petani Garut

Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, secara tegas menyatakan bahwa pihaknya akan memantau ketat proses distribusi pupuk bersubsidi di wilayahnya. Ia menekankan pentingnya memastikan setiap karung pupuk sampai ke tangan petani yang membutuhkan.

“Itu akan dicek sedetail mungkin, jangan sampai salah sasaran, jangan sampai ada praktik-praktik yang tidak semestinya,” ujarnya, dikutip dari Merdeka.

Pernyataan tersebut menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam mengawal program subsidi pupuk. Kesalahan dalam penyaluran pupuk bersubsidi dapat mengakibatkan dampak negatif yang signifikan, terutama pada peningkatan biaya produksi petani. Apabila biaya produksi meningkat, harga jual produk pertanian juga akan ikut naik, yang pada akhirnya dapat merugikan konsumen.

Pemerintah pusat telah memberikan alokasi subsidi pupuk yang besar sebagai bentuk dukungan terhadap ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, Bupati Garut sangat berharap agar seluruh pihak terkait dapat bekerja sama. Tujuannya adalah memastikan bahwa bantuan ini benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi petani di Garut tanpa adanya penyimpangan harga.

Kebijakan Baru dan Penyesuaian HET Pupuk Subsidi

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Haeruman, menjelaskan adanya kebijakan baru dari pemerintah pusat terkait pupuk bersubsidi. Kebijakan ini diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 13 Tahun 2025, yang merupakan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2025. Peraturan ini membawa perubahan signifikan, termasuk penurunan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beberapa jenis pupuk.

Berdasarkan peraturan tersebut, pupuk bersubsidi kini hanya diperuntukkan bagi 10 komoditas utama pangan. Komoditas tersebut meliputi padi, kedelai, jagung, bawang merah, bawang putih, ubi kayu, aneka cabai, kopi, tembakau, dan kakao. Pembatasan ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penyaluran subsidi dan fokus pada komoditas strategis.

Rincian HET terbaru yang berlaku mulai 22 Oktober 2025 juga telah ditetapkan. Untuk pupuk Urea, HET turun dari Rp112.500 menjadi Rp90.000 per karung 50 kg. Pupuk NPK mengalami penurunan dari Rp115.000 menjadi Rp92.000 per karung 50 kg.

Sementara itu, NPK formulasi khusus turun dari Rp165.000 menjadi Rp132.000 per karung 50 kg, dan pupuk organik dari Rp32.000 menjadi Rp26.600 per karung 40 kg. Penurunan harga ini diharapkan dapat meringankan beban petani.

Realisasi Penyerapan Pupuk Subsidi di Garut

Data penyerapan pupuk subsidi di Kabupaten Garut menunjukkan bahwa hingga Oktober 2025, realisasi untuk pupuk Urea mencapai 29.748 ton. Angka ini setara dengan 52,28 persen dari total target alokasi sebesar 56.906 ton. Meskipun sudah berjalan, masih ada ruang untuk peningkatan penyerapan dalam dua bulan terakhir tahun ini.

Sementara itu, untuk pupuk NPK, tingkat penyerapan menunjukkan angka yang lebih tinggi, yaitu 40.985 ton. Realisasi ini mencapai 80 persen dari target 51.000 ton yang telah ditetapkan. Angka ini menunjukkan progres yang cukup baik, namun masih perlu dorongan untuk mencapai target maksimal.

Kepala Dispertan Kabupaten Garut, Haeruman, menyatakan optimisme terhadap pencapaian target penyerapan. “Penyerapan pupuk di Kabupaten Garut ini bisa minimal 90 persen, pak. Jadi, ada waktu dua bulan lagi supaya dilaksanakan tebus bersama,” katanya.

Pihak dinas akan terus berupaya agar penyerapan pupuk subsidi di Garut dapat mencapai angka minimal 90 persen hingga akhir tahun, memastikan ketersediaan bagi petani. {}