Berita Golkar – Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin menerima audiensi terkait kelanjutan dan perluasan Program Digitally Enabled District (DED) di Kabupaten Garut. Audiensi yang menandai dimulainya Fase II program ini diselenggarakan di Ruang Rapat Pamengkang, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, pada hari Selasa, (18/11/2025).
Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin menyampaikan rasa terima kasih dan komitmen penuh Pemerintah Kabupaten Garut terhadap inisiatif ini, yang berfokus pada pembangunan kesehatan melalui digitalisasi.
“Secara khusus Tracey Mcnail dari Gates Foundation yang didirikan oleh Bill Gates datang membantu kita terutama dalam pembangunan kesehatan, dan juga didampingi dari Summit Institute Development dan satu Kementerian Kesehatan,” ujar Bupati Garut, dikutip dari JabarProv.
Ia menegaskan bahwa Garut kini menjadi atensi semua pihak untuk berkolaborasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan primer sehingga kondisi pembangunan kesehatan di Kabupaten Garut dapat semakin baik.
“Dalam kesempatan ini saya atas nama Pemerintah Kabupaten Garut berterima kasih semoga ini bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan kita bersama,” ucap Bupati Garut.
CEO Summit Institute Development, Yuni Dwi Setiawati menjelaskan, kelanjutan program DED ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan data kesehatan di tingkat layanan primer, mulai dari Puskesmas, Posyandu, hingga Pustu. “Jadi kita ingin membantu digitalisasi di layanan primer bisa berlanjut di fase dua,” ungkap Yuni.
Yuni menerangkan, Program DED Fase I awalnya fokus di empat kabupaten (Garut, Badung, Pidie, dan Sumbawa Barat) dengan Garut menjadi lokasi spesifik implementasi peta jalan digitalisasi.
Capaian Fase I sendiri meliputi peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan, digitalisasi sistem di layanan primer, pembangunan infrastruktur server daerah untuk menampung data-data kesehatan dan mengembalikannya ke daerah.
Di sisi lain, Yuni menyampaikan dampak positif yang terukur pada pelayanan kesehatan ibu, termasuk asesmen untuk mencegah kondisi memburuk. Ia menambahkan, Fase II yang baru dimulai ini memiliki target utama yaitu penguatan keberlanjutan digitalisasi di bidang kesehatan di Garut.
“Di tahap dua ini targetnya supaya Garut semakin kuat untuk pelaksanaan digitalisasinya, jadi SDM lokal itu bisa dilatih untuk melanjutkan kemudian nanti infrastruktur daerah bisa diperkuat lagi supaya Garut bisa lebih meningkat di kesehatan. Fokusnya buat kesehatan ibu dan anak, kesehatan keluarga, dan seterusnya,” jelas Yuni.
Dalam kesempatan terpisah, Director Primary Health Care (PHC) Gates Foundation, Tracey McNail, menyampaikan apresiasi mendalam atas kemajuan yang ada di Kabupaten Garut.
McNeill menekankan bahwa keberhasilan digitalisasi layanan kesehatan di Garut dimungkinkan oleh adanya kepemimpinan yang kuat, keterlibatan pemangku kepentingan, serta staf Puskesmas dan kader kesehatan yang sangat termotivasi.
”Jadi yang kami temukan adalah ketika Anda memiliki keterlibatan dan kepemimpinan pemangku kepentingan yang sangat kuat dan juga staf yang sangat termotivasi yang bekerja di fasilitas perawatan kesehatan primer Puskesmas, maka segalanya mungkin terjadi,” ucapnya.
Ia menilai apa yang telah dilaksanakan di Kabupaten Garut sangat luar biasa, terutama dalam memanfaatkan data untuk meningkatkan kinerja fasilitas kesehatan dan, yang terpenting, meningkatkan perawatan pasien. Menurutnya, digitalisasi memungkinkan identifikasi dini pasien berisiko tinggi, seperti ibu hamil, sehingga layanan dapat diberikan lebih cepat.
Gates Foundation melihat Indonesia, khususnya Garut, sebagai model yang dapat digunakan secara global. McNeill menegaskan bahwa pembelajaran dari program ini akan dibawa dan diterapkan di wilayah kerja mereka yang lain di seluruh dunia, seraya menyampaikan selamat kepada seluruh pihak yang terlibat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr. Leli Yuliani, menguraikan rencana perluasan program di tingkat fasilitas kesehatan. Saat ini, implementasi digitalisasi baru menjangkau sembilan puskesmas di Garut.
Namun, dukungan kolaboratif ini akan terus diperluas. Pada 2026 ditargetkan program tersebut akan diperluas menjadi 18 puskesmas. Selanjutnya, pada 2027 diharapkan seluruh puskesmas di Kabupaten Garut sudah dapat melaksanakan digitalisasi sistem informasi kesehatan.
“Memang kalau sekarang kita baru lebih fokus ke pelayanan kesehatan ibu dan anak, sehingga memang di sana terlihat dampaknya terkait dengan kunjungan ibu hamil itu lebih tinggi, kemudian juga kualitas dari pelayanan ibu hamilnya itu lebih baik, angka kesehatan ibu dan bayi semakin meningkat dan angka kejadian kematian dari ibunya menurun,” papar dr. Leli.
dr. Leli juga menyoroti pentingnya digitalisasi sebagai dasar pengambilan keputusan. Dengan banyaknya aplikasi data kesehatan di Puskesmas, program SID ini direncanakan menyatukannya dalam satu platform. {}













