Berita Golkar – Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo, memberikan apresiasi besar terhadap capaian sektor pertanian, peternakan, dan perikanan Kabupaten Blora saat melakukan kunjungan kerja di daerah tersebut. Ia menilai Blora sebagai salah satu kabupaten yang mampu menjaga ketahanan pangan melalui produksi komoditas strategis yang stabil dan bahkan melampaui kebutuhan lokal.
“Blora sudah membuktikan bahwa dengan pengelolaan yang tepat, sektor pertanian mampu menjadi penopang ekonomi masyarakat. Capaian seperti ini harus terus dijaga dan dipertajam agar manfaatnya semakin dirasakan masyarakat,” ujarnya.
Firman menambahkan bahwa keberhasilan ini bukanlah sebuah kebetulan, melainkan hasil kerja kolektif para petani, penyuluh, dan pemerintah daerah. “Ketika semua komponen berjalan harmonis, maka produktivitas bisa tumbuh secara berkelanjutan. Itu yang sedang kita lihat di Blora,” jelas politisi senior Partai Golkar ini.
Dalam paparannya, Firman turut menyoroti sejumlah capaian agrikultur Blora yang menunjukkan tren yang sangat positif. Produksi padi kabupaten ini mencapai 660.000 ton, setara dengan 310.000 ton beras, jauh melebihi kebutuhan konsumsi masyarakat yang hanya 73.000 ton per tahun.
“Artinya Blora bukan hanya swasembada, tetapi juga menjadi pemasok bagi daerah lain. Blora ini sudah berkontribusi menjaga stabilitas pangan Jawa Tengah bahkan nasional,” tegas Firman yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini.
Ia juga menambahkan bahwa surplus sebesar ini harus dioptimalkan melalui penguatan rantai pasok dan akses pasar. “Kalau surplusnya besar tapi tidak diolah menjadi nilai tambah, maka manfaatnya tidak maksimal bagi petani,” ujar Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI, Firman Soebagyo.
Sementara itu, produksi jagung Blora yang mencapai 430.000 ton, menempatkan daerah ini sebagai penghasil jagung terbesar kedua di Jawa Tengah. Firman melihat peluang besar dari capaian tersebut.
“Jagung ini bukan hanya komoditas, tapi pintu masuk bagi lahirnya industri hilir yang kuat. Dengan produksi sebesar ini, Blora sebenarnya siap masuk ke tahap industrialisasi,” ungkap legislator asal Pati, Jawa Tengah ini.
Di sektor peternakan, populasi sapi yang mencapai 174.000 ekor menjadi modal penting untuk memperluas usaha peternakan rakyat. Firman menilai angka tersebut menunjukkan kesiapan Blora untuk masuk ke sistem produksi daging yang lebih modern dan kompetitif.
Sementara di sektor perikanan, produksi 700 ton budidaya ikan per tahun dianggap sebagai potensi besar yang belum sepenuhnya tergarap. “Angka ini menunjukkan ruang lompatan yang sangat besar. Dengan intervensi yang tepat, produksi bisa naik dua hingga tiga kali lipat,” jelasnya.
Melihat potensi tersebut, Firman mengajukan sejumlah usulan penguatan yang menyasar aspek hilirisasi dan efisiensi produksi. Ia menekankan pentingnya pembangunan pabrik pakan ternak skala menengah berbasis jagung lokal sebagai prioritas.
“Dengan produksi jagung sebesar ini, sudah saatnya Blora memiliki pabrik pakan ternak sendiri agar nilai tambahnya tidak lari ke daerah lain. Kita harus hentikan ketergantungan pada pakan dari luar. Nilai tambah harus tinggal di Blora,” tegasnya.
Firman menjelaskan bahwa keberadaan pabrik pakan akan menurunkan biaya produksi peternak sekaligus memperkuat ekosistem peternakan rakyat.
Ia juga mendorong pembangunan cold storage yang terintegrasi dengan Rumah Potong Hewan (RPH). Menurutnya, fasilitas ini sangat penting dalam menjaga kualitas dan keamanan daging, sekaligus memperpanjang umur simpan produk.
“Jika kita ingin daya saing peternakan meningkat, pengolahan pasca panen harus diberi perhatian serius. Kita tidak bisa mengandalkan proses tradisional jika ingin masuk ke pasar modern,” ujarnya.
Di sektor perikanan, Firman berharap pengembangan budidaya dilakukan secara lebih terstruktur melalui peningkatan teknologi, bibit unggul, sistem pakan, serta pendampingan teknis yang berkelanjutan.
“Potensi 700 ton per tahun ini bisa naik berkali-kali lipat bila budidayanya diperkuat. Perlu ada dukungan teknologi, akses pasar, dan pembinaan rutin agar masyarakat benar-benar merasakan peningkatan pendapatan,” kata Firman.
Menutup pernyataannya, Firman menegaskan pentingnya dukungan pemerintah pusat terhadap usulan-usulan strategis tersebut.
“Jika pembangunan pabrik pakan, cold storage, dan program budidaya terpadu ini benar-benar diimplementasikan, Blora bisa menjadi kawasan pangan yang bukan hanya produktif, tetapi juga sejahtera. Ini waktunya Blora naik kelas,” tegasnya.
Ia memastikan bahwa Komisi IV DPR RI akan mengawal dan mendukung kebijakan yang mempercepat penguatan sektor pertanian, peternakan, dan perikanan di Kabupaten Blora agar manfaatnya langsung dirasakan masyarakat.













