Berita Golkar – Pemerintah ingin secepatnya menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Berbagai keuntungan di bidang ekonomi bakal didapatkan Indonesia jika masuk sebagai anggota OECD.
Masuknya Indonesia sebagai anggota OECD juga menjadi salah satu strategi Pemerintah mewujudkan target negara ber¬penghasilan tinggi sesuai visi Indonesia Emas 2045.
Ekonom dari Center of Eco¬nomic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, Pemerintah sudah mengambil lang¬kah tepat agar Indonesia bisa segera bergabung jadi anggota OECD.
“OECD sebagai kumpulan negara maju lebih pas dengan narasi Indonesia 2045. Beberapa standar yang diadopsi dari OECD bisa memperkuat posisi Indonesia di tingkat global, sehingga Indo¬nesia makin terbuka bagi investasi berkualitas yang akan mendu¬kung Indonesia menjadi negara maju 2045,” kata Bhima kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Untuk bisa bergabung dengan OECD, lanjut Bhima, banyak aturan mulai dari Undang-Un¬dang, Peraturan Pemerintah hingga Peraturan Daerah yang harus diliberalisasi, terutama soal perizinan, persaingan usaha dan perdagangan.
Tidak hanya itu, OECD juga mewajibkan negara anggota meningkatkan penegakan hu¬kum, terutama pemberantasan korupsi dan penghindaran pajak lintas negara.
Selain itu, Indonesia juga diminta memperketat perlindungan terkait lingkungan hidup dan mempercepat transisi energi. Menjadi anggota OECD, lanjutnya, akan menjadi fon¬dasi yang baik. Karena untuk menjadi negara maju perlu persamaan standar mulai dari perekonomian, hukum maupun sosial dan kemanusiaan.
Selain itu, Indonesia bisa be¬lajar banyak dari anggota negara OECD, bagaimana memper¬siapkan struktur ekonomi yang lebih baik, seperti penguatan kapasitas industri manufaktur dan teknologi.
“Standar yang ada di OECD pastinya bakal memperkuat po¬sisi Indonesia di tingkat global dan makin membuka peluang investasi juga,” kata Bhima.
Kepala Center for Macroeco¬nomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) M. Rizal Taufikurahman mengatakan, Indonesia akan mendapatkan sejumlah manfaat apabila ber¬gabung dengan OECD.
“Indonesia akan memiliki akses yang luas mengenai in¬formasi dan data yang dimiliki oleh OECD,” kata Rizal dalam diskusi INDEF di Jakarta.
Selain itu, kata dia, Indonesia juga memiliki kesempatan yang lebih luas untuk melakukan perbaikan kualitas dan standar kebijakan lintas negara.
Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad menambahkan, OECD merupakan lembaga yang dikhususkan bisa memberi¬kan satu standarisasi kebijakan. Tujuannya untuk mendorong masing-masing negara bisa meningkatkan kualitas dari per¬tumbuhan ekonominya maupun kesejahteraan sosial.
Artinya, masing-masing negara anggota nantinya akan dievaluasi, apakah sudah sebanding atau tidak dengan standar OECD, termasuk policy-nya apakah sesuai atau tidak. “Ini akan memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi Indonesia ke depan¬nya,” ujar Tauhid.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, agar bisa segera bergabung menjadi anggota OECD, Indonesia menyiapkan penyusunan peta jalan yang terintegrasi dengan dokumen perencanaan jangka panjang dan menengah di Tanah Air, baik dokumen perencanaan di pusat maupun di daerah.
“Peta jalan tersebut disusun sejalan dengan Rencana Pem¬bangunan Jangka Panjang Na¬sional 2025-2045 yang akan segera ditetapkan menjadi Un¬dang-Undang,” kata Airlangga di Jakarta, Rabu (11/10).
Selain mempersiapkan roadmap tersebut, Indonesia juga sudah menjalankan berbagai perjanjian internasional seperti dalam proses Indo Pacific Economy Framework (IPEF) dan berbagai kerja sama dengan Uni Eropa.
Berbagai best practice yang sudah dilakukan, kata Airlangga, juga sukses menjadi stimulus bagi para investor di Indonesia mena¬namkan modal di Tanah Air.
Berdasarkan survei terakhir di antara negara ASEAN kata Airlangga, Indonesia adalah negara dengan profit relatif lebih dari dari negara lain. “Jadi ini menjamin investasi di Indonesia aman dan mem¬berikan return rata-rata terbaik dibandingkan negara ASEANlainnya,” ujarnya.
Ketua Umum Partai Golkar itu juga memastikan, manfaat utama dari keanggotaan Indo¬nesia di OECD adalah memper¬baiki standar kebijakan ekonomi negara, sehingga mampu men¬jadi negara maju.
Dikatakan, pendapatan per kapita Indonesia tahun depan diharapkan bisa mencapai 5.500 dolar AS, sehingga standar-standar yang diberlakukan di OECD menjadi bench mark dan best practices. “Kalau pendapatan per kapita Indonesia sudah di atas 10.000 dolar AS, pasti rakyat semakin sejahtera,” ucap Airlangga.
Airlangga juga memastikan, dengan menjadi anggota OECD, bisa membuat Indonesia lepas dari jebakan negara berpenda¬patan menengah atau middle income trap.
Selain itu, keberadaan Indo¬nesia di OECD juga mampu membuat daya tarik investasi ke dalam negeri makin besar. Karena OECD menjadi organisasi dunia yang bergengsi, jadi investment flow akan lebih ce-pat. {sumber}