Berita Golkar – Menteri UMKM Maman Abdurrahman mengatakan banjirnya barang impor tanpa label atau merek dari Cina menjadi ancaman bagi pengusaha lokal.
“Ini kan masuk dalam jumlah banyak yang akhirnya membanjiri market domestik kita,” kata Maman di gedung Smesco, di Jakarta, Senin (24/11/2025), dikutip dari Tempo.
Maman menjelaskan impor barang yang dimaksud berbeda dengan penyelundupan barang bekas. Artinya, kata dia, aktivitas impor itu tidak menyalahi peraturan. Namun, karena sifatnya legal, Maman menilai penindakan terhadap aktivitas impor tersebut lebih kompleks ketimbang penyelundupan barang bekas.
Sebagai gambaran, Maman menjelaskan jumlah barang bekas selundupan yang masuk ke Indonesia pada Agustus 2025 tercatat sebanyak 1.800 ton. Angka itu melonjak dari 2021 dengan jumlah 7 ton.
Politikus Golkar itu kemudian menyarankan sejumlah upaya untuk mengatasi banjirnya produk impor dari Cina. Pertama adalah menaikkan bea masuk pada produk-produk tertentu dari Cina.
Kemudian, Maman menyarankan agar pemerintah memberlakukan harga minimum pada produk Cina. Ia menyontohkan harga kerudung impor dari Cina dibanderol Rp 3.000-5.000 per buah. Harga itu tidak sebanding dengan ongkos produksi kerudung lokal yang bisa menelan biaya Rp 7.000 per buah.
Terlebih, Maman mengatakan barang impor Cina tidak mengantongi sertifikat, berbeda dengan produk lokal. Sehingga akan berpengaruh terhadap harga jual. Dari contoh perbandingan tersebut, Maman menyarankan agar harga kerudung impor Cina dijual senilai Rp 15.000 per buah.
“Enggak boleh jual di bawah Rp 15.000. Jadi kan bersaing tuh dengan barang lokal,” kata dia.
Maman menyatakan telah menyampaikan usulan kenaikan bea masuk pada 10 produk Cina kepada Menteri Perdagangan. Ia menginginkan agar pemerintah menutup total akses impor produk Cina yang bisa diproduksi dalam negeri.
Maman meyakini produk lokal bisa kembali meraih pangsa pasar jika akses produk impor dibatasi. Dengan demikian, nantinya kebutuhan masyarakat akan sepenuhnya dipenuhi oleh industri lokal. {}













