DPP  

Idrus Marham: Cara Kerja Menteri-Menteri Partai Golkar Cermin Konstruksi Berpikir Presiden Prabowo

Berita Golkar – Suasana seminar “Reforma Agraria dan Keadilan Distribusi Tanah Untuk Mewujudkan Astacita” berubah menjadi panggung penegasan arah kepemimpinan nasional ketika Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Idrus Marham menyampaikan pidato yang sarat pesan moral politik dan peran Partai Golkar dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Di hadapan peserta yang hadir, Idrus Marham membuka sambutannya dengan membawa pesan khusus dari Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia. Idrus menjelaskan bahwa ketidakhadiran Bahlil Lahadalia di forum ini bukan karena abai, melainkan karena komitmen langsung terhadap rakyat yang tengah menghadapi musibah.

“Saya ingin menyampaikan salam karya kekaryaan Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia yang pada hari ini menunjukkan konsistensinya sebagai pemimpin bahwa bencana alam memerlukan aksi nyata dari kita, bukan hanya sekedar retorika politik. Dan oleh karena itu beliau hari ini untuk kesekian kalinya berada di lokasi bencana alam mendampingi bapak presiden setelah pulang dari Rusia,” ujar Idrus.

Ia menegaskan karakter kepemimpinan Bahlil menjadi contoh penting yang perlu dipahami, mengingat berbagai tudingan yang sempat muncul di ruang publik.

“Saya ingin menegaskan bahwa beliau secara sungguh-sungguh, kalau dalam bahasa Bugisnya itu satu kata satu perbuatan. Membuat satu pernyataan dan betul-betul ada di lokasi. Dan karena itu beliau menyampaikan permohonan maaf dan salam karya kekaryaan, salam aksi nyata, dan salam gerakan amal saleh kepada kita semuanya,” lanjut Idrus.

Selanjutnya, Idrus menyoroti hubungan kuat antara Partai Golkar dan Presiden Prabowo yang ditunjukkan secara terbuka dalam acara Puncak HUT Partai Golkar ke-61. Menurutnya, Prabowo telah memberikan pengakuan jujur yang penting untuk dicatat kader Partai Golkar.

“Presiden Prabowo secara terbuka dan jujur menyampaikan terima kasih kepada Partai Golkar karena telah memberikan kader-kader terbaiknya untuk membantu sebagai anggota kabinet. Seorang presiden membuat pernyataan seperti itu secara terbuka bukan sekadar omon-omon, tetapi ditunjukkan melalui fakta dan kinerja,” ucap Idrus.

Idrus secara eksplisit menyebut dua kader Partai Golkar yang menurutnya merepresentasikan ideologi kepemimpinan Prabowo. Keduanya adalah Bahlil Lahadalia selaku Menteri ESDM dan Menteri ATR/BPN Nusron Wahid.

“Cara kerja menteri-menteri Partai Golkar itu betul-betul mencerminkan konstruksi berpikir Presiden Prabowo. Di awal kepemimpinannya, Presiden meletakkan ideologi dan falsafah bangsa sebagai inspirasi geraknya. Dan ini dipraktekkan oleh Bahlil dan Nusron Wahid. Kalau ideologi itu menginspirasi, maka implementasinya adalah mengedepankan kepentingan bangsa, negara, dan rakyat di atas kepentingan diri sendiri,” tegasnya.

Idrus juga memberikan contoh konkret tentang bagaimana kedua menteri itu menghadapi kritik dan situasi sulit di lapangan. Hal itu menurutnya menjadi cerminan yang representatif bagaimana sebuah persoalan dihadapi oleh prinsip kepemimpinan.

“Bahlil bila ada masalah turun ke bawah. Bila dicaci maki, tidak direspons emosional tetapi mendoakan yang mencaci maki itu diberi petunjuk. Nusron juga, ketika menghadapi hiruk pikuk masalah pertanahan di Jakarta, di Sulawesi Selatan, dan di sejumlah daerah lain, beliau mendatangi masyarakat secara langsung,” katanya.

Menurut Idrus, karakter ini jarang dimiliki pemimpin politik masa kini. “Tunjukkan pemimpin-pemimpin seperti ini yang secara bijak mendatangi rakyat dan memberikan penjelasan. Bahkan mendapat caci makian, dijawab dengan baik. Tidak banyak pemimpin seperti ini,” lanjutnya.

Idrus kemudian menutup pidatonya dengan menegaskan bahwa para kader Golkar yang berada di pemerintahan wajib menjaga garis perjuangan yang telah digariskan Presiden Prabowo sekaligus sejalan dengan tagline Partai Golkar: Suara Rakyat adalah Suara Golkar.

“Rakyat yang memilih kita, karena itu kita juga harus mengabdi kepada rakyat. Kalau kita bicara tentang rakyat maka semua harus kita pertaruhkan,” ujarnya.

Pidato Idrus Marham tersebut menjadi penegas bahwa agenda reforma agraria yang dibahas dalam seminar bukan hanya isu teknis pertanahan, tetapi berada dalam kerangka besar kepemimpinan nasional dan pembuktian kinerja nyata Partai Golkar dalam pemerintahan. {}

Leave a Reply