Wabup Intan Nurul Ajak Masyarakat Tangerang Bersatu Perangi Perdagangan Manusia

Berita GolkarWakil Bupati (Wabup) Tangerang, Intan Nurul Hikmah mengajak seluruh organisasi dan komunitas untuk memperkuat komitmen bersama dalam memerangi praktik perdagangan manusia, sekaligus mewujudkan Kabupaten Tangerang yang aman, ramah, dan menjunjung nilai kemanusiaan bagi seluruh warganya.

Ajakan tersebut disampaikan saat Wabup Intan menghadiri sekaligus membuka seminar bertajuk “Perdagangan Manusia di Sekitar Kita, Sebuah Ancaman Keamanan Manusia” yang digagas Lembaga Ruang Aman bersama Lentera Perempuan, bertempat di GSG Kecamatan Cikupa, Selasa (9/12/25).

“Saya menyambut baik dialog ini dan mengajak semua pihak untuk mengambil peran. Jangan lagi diam. Mari kita perkuat komitmen bersama untuk menciptakan Kabupaten Tangerang yang aman, ramah, dan manusiawi bagi semua,” tegas Wabup Intan, dikutip dari SuluhNews.

Ia menilai, perdagangan manusia merupakan kejahatan serius yang merampas kebebasan, hak, dan masa depan seseorang. Ironisnya, praktik ini kerap terjadi di lingkungan terdekat dan menyasar kelompok rentan.

“Korban perdagangan manusia sering kali bukan orang asing. Mereka bisa anak tetangga kita, keponakan, saudara, atau anak-anak muda yang berharap kehidupan lebih baik, namun justru terjebak dalam eksploitasi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa tema seminar tersebut bukan sekadar mengajak berpikir, tetapi juga mengetuk nurani bersama, terutama dalam melindungi martabat perempuan dan anak dari segala bentuk eksploitasi.

“Saya mengucapkan terima kasih atas inisiatif penyelenggaraan kegiatan penting ini. Forum seperti ini bukan hanya ruang diskusi, tetapi juga ruang kesadaran, empati, dan penguatan tekad. Perubahan besar selalu berawal dari langkah kecil yang dilakukan dengan keberanian dan ketulusan,” jelasnya.

Wabup Intan juga menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam memperkuat sistem perlindungan perempuan dan anak, mulai dari penguatan layanan pengaduan terpadu hingga perluasan pendampingan bagi korban. Namun, upaya tersebut membutuhkan keterlibatan aktif masyarakat.

“Peran masyarakat sangat menentukan. Kita perlu peka melihat tanda bahaya, berani mendengar keluhan yang terpendam, dan tidak menutup mata terhadap potensi eksploitasi. Tidak boleh ada satu pun warga kita yang dijadikan komoditas,” serunya.

Sementara itu, inisiator Lentera Perempuan, Siska Marini, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan yang berlangsung pada 25 November hingga 10 Desember 2025.

“Kegiatan ini lahir dari kegelisahan kami. Kekerasan, termasuk perdagangan manusia, bisa terjadi di mana saja dan kepada siapa saja. Praktik ini jelas merampas martabat kemanusiaan,” ujarnya.

Ia berharap, melalui seminar ini, dukungan pemerintah daerah, tokoh lintas agama, organisasi masyarakat, serta seluruh elemen warga semakin solid dalam upaya pencegahan dan penanganan perdagangan manusia.

“Ketika martabat manusia dirampas, semua harus bergerak. Semoga forum ini memperkuat solidaritas dan komitmen bersama untuk melawan perdagangan manusia serta segala bentuk kekerasan, khususnya terhadap perempuan dan anak-anak,” pungkasnya. {}