Hari Ibu 2025, Meutya Hafid Ajak Jajaran Kemkomdigi Tunjukkan Empati bagi Korban Banjir di Sumatra

Berita GolkarPeringatan Hari Ibu ke-97 menjadi momentum refleksi sekaligus panggilan empati bagi pemerintah untuk hadir di tengah masyarakat yang sedang dilanda bencana. Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menegaskan pentingnya kepedulian nyata terhadap korban banjir di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh, terutama perempuan dan anak-anak yang terdampak langsung oleh musibah tersebut.

Pesan tersebut disampaikan Meutya dalam upacara peringatan Hari Ibu yang digelar di Kantor Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), Jakarta, Senin (22/12/2025). Dalam suasana peringatan yang sarat makna kebangsaan, Meutya mengajak seluruh jajaran Kemkomdigi menjadikan Hari Ibu tidak sekadar seremoni, tetapi juga ruang berbagi empati dan solidaritas sosial.

“Pada momentum Hari Ibu ini, kita juga menyampaikan rasa empati kepada para korban banjir di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh, khususnya para ibu dan perempuan yang saat ini berjuang untuk keberlangsungan hidup keluarga mereka,” ujar Menkomdigi.

Ia menekankan, kehadiran negara tidak boleh berhenti pada simbol dan pernyataan, tetapi harus diwujudkan dalam keberpihakan nyata kepada masyarakat yang sedang menghadapi situasi sulit, termasuk dalam kondisi kebencanaan. “Di tengah berbagai tantangan, negara harus hadir dan pemerintah akan terus hadir untuk masyarakat,” tegas Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.

Dalam kesempatan tersebut, Meutya juga mengajak seluruh pegawai Kemkomdigi, baik yang bertugas di pusat maupun di daerah untuk berkontribusi sesuai peran dan kapasitas masing-masing, demi membantu saudara-saudara sebangsa yang terdampak bencana di wilayah Sumatra.

“Kami meminta seluruh pegawai, baik di pusat maupun di daerah, untuk memberikan sumbangsih terbaiknya, baik melalui kerja-kerja konkret, pemikiran, maupun bentuk dukungan lainnya bagi saudara-saudara kita di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat,” katanya.

Lebih jauh, Meutya mengingatkan bahwa Hari Ibu bukan sekadar perayaan simbolik, melainkan momentum kebangsaan yang lahir dari sejarah panjang perjuangan perempuan Indonesia dalam membangun bangsa.

“Ini adalah momentum kebangsaan yang mencerminkan pengorbanan dan perjuangan para perempuan Indonesia sejak Kongres Perempuan 1928 hingga hari ini,” pungkasnya.

Leave a Reply