Berita Golkar – Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI, Firman Soebagyo, menyayangkan aksi sekelompok pihak yang mengibarkan bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di tengah situasi bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera, termasuk Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
Menurutnya, tindakan tersebut tidak pantas dan berpotensi mencederai semangat persatuan bangsa di saat rakyat sedang membutuhkan solidaritas nasional.
Firman menegaskan bahwa bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami merupakan tragedi kemanusiaan yang seharusnya menjadi perekat kebersamaan seluruh elemen bangsa, bukan justru dimanfaatkan untuk kepentingan politik tertentu.
“Bencana alam tidak mengenal batas politik, ideologi, maupun etnis. Saat rakyat sedang berjuang bertahan hidup dan pemerintah bekerja keras melakukan evakuasi serta pemulihan, justru muncul tindakan yang mengeksploitasi penderitaan masyarakat dengan simbol-simbol separatis. Ini sangat tidak etis dan berbahaya bagi persatuan bangsa,” ujar Firman dalam keterangannya.
Ia menilai, pengibaran bendera GAM di tengah situasi darurat dapat dimaknai sebagai upaya mempolitisasi bencana dan berpotensi membangkitkan kembali sentimen separatisme yang selama ini telah disepakati untuk disudahi demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Solidaritas nasional adalah kunci utama dalam menghadapi bencana. Mengibarkan bendera GAM di tengah upaya kemanusiaan bukan hanya melukai rasa keadilan sosial, tetapi juga bisa memecah belah masyarakat yang seharusnya bersatu membantu para korban,” tegas Firman yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini.
Anggota Komisi IV DPR RI ini juga mengingatkan bahwa pemerintah saat ini tengah fokus penuh melakukan mitigasi bencana, pemulihan tempat tinggal, serta perbaikan fasilitas umum bagi warga terdampak. Oleh karena itu, ia meminta seluruh pihak untuk menahan diri dan tidak menambah beban sosial maupun psikologis masyarakat dengan manuver politik yang tidak relevan.
“Yang dibutuhkan korban bencana hari ini adalah bantuan nyata, empati, dan kehadiran negara. Bukan simbol-simbol politik yang justru berpotensi menciptakan kegaduhan baru. Mari kita jaga Aceh, Sumatera, dan Indonesia dengan semangat persatuan,” pungkas legislator asal Pati, Jawa Tengah ini.
Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tetap menjunjung tinggi nilai kebangsaan, menjaga ketenangan sosial, serta memperkuat solidaritas nasional agar proses pemulihan pasca bencana dapat berjalan optimal dan berkelanjutan.













