DPP  

Targetkan Generasi Muda, Aburizal Bakrie: Partai Golkar Masif Kampanye Di Media Sosial

Berita GolkarPartai Golongan Karya (Golkar) melihat media sosial saat ini sebagai peluang besar untuk memperoleh suara pemilih pemula di Pemilu 2024. Pasalnya, pemilu mendatang akan diikuti para pemilih yang baru pertama kali menggunakan hak suaranya, jumlah tersebut ada 60% menurut catatan Partai Golkar.

Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Abu Rizal Bakrie sebut politisi senior perlu aktif berselancar di media sosial mendekatkan diri untuk lebih dikenal oleh para pemilih dengan segmentasi anak muda.

“Pemilih kita terbanyak adalah anak muda karena itu pemakaian media sosial dan pemberitaan di media sosial harus lebih banyak lagi kedepan kalau kita lihat berapa politis senior juga harus mempopulerkan dirinya dengan melakukan satu berita berita di media sosial,” kata Abu Rizal Bakrie usai menghadiri acara Ajang Golkar Media Award 2023, di DPP Partai Golkar, pada sabtu (10/6/2023).

Sementara Wakil Ketua Koordinator Bidang Komunikasi Informasi Partai Golkar, Nurul Arifin menyebut strategi untuk mencapai target dari 85 kursi menjadi 116 kursi di parlemen melalui suara pemilih pemula. Sehingga kini Golkar aktif menjajakan diri di sosial media terutama Ia mengungkapkan keberhasilan TikTok Golkar yang menjadi urutan pertama.

“Golkar sekarang menggalakkan medsosnya dan kita tahu bahwa kemarin dari Kumparan Tiktok Golkar itu nomor satu, mungkin kita di medsos yang lain tidak diurutan pertama tetapi di Tiktok itu kita bagus, dan kita tahu Tiktok itu segmennya grass root dan mudah-mudahan dengan hasil yang seperti itu menampilkan bahwa Golkar itu sudah dari dulu ke bawah di grass root teman dekat dengan rakyat,” kata Nurul.

Selaras dinyatakan oleh Anggota Pengurus Partai Golkar, Meutya Hafid bahwa cara berkampanye dalam pilpres 2024 akan jauh berbeda tidak lagi didominasi dengan perkumpulan pertemuan besar namun diiringi cara modern aktif di media sosial.

“Sosial media sekarang penggunaannya 80% penduduk Indonesia tentu amat efektif, kita melihat 2024 cara berkampanye berubah sekali, 2019 pertemuan pertemuan besar, (saat ini) sudah mulai jarang pertemuan pertemuan, juga banyak dilakukan di sosial media, melalui zoom dan lain lain, jadi kita mengubah cara cara kampanye mencari cara yang modern juga mengikuti perkembangan zaman,” pungkas Meutya. {sbr}