DPD II  

Ketua Golkar Badung, I Wayan Suyasa Bidik 9 Kursi DPRD di Pemilu 2024

Berita GolkarDaftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPRD Badung periode 2024-2029 yang sudah diumumkan KPU menandakan gong demokrasi ditabuh. Ketua DPD II Golkar Badung, I Wayan Suyasa menargetkan minimal 9 kursi Dewan Badung di Pemilu 2024.

Target minimal 9 kursi dewan tersebut kata Suyasa jalan lapang mengusung calon bupati dan calon wakil bupati di Pilkada Badung September 2024 mendatang.
“Dengan menempatkan figur-figur potensial di masing-masing daerah pemilihan (dapil), Golkar Badung optimis meraih minimal 9 kursi dari 45 kursi yang ada di Badung,” ujar Suyasa kepada NusaBali di Badung, Kamis (9/11).
Menurut Suyasa, jika 9 kursi berhasil diwujudkan di Pemilu 2024 nanti, Golkar akan menguasai 20 persen kursi legislatif di DPRD Badung. Sehingga, partai berlambang Pohon Beringin akan memenuhi syarat mengusung Cabup-Cawabup di Pilkada. “Kami optimis minimal 20 persen kursi dapat direbut di Badung. Itu artinya, minimal 9 kursi dari 45 kursi,” ujar politisi asal Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi ini.
Untuk meraih minimal 9 kursi tersebut, mantan Sekretaris DPD II Golkar Badung ini akan all out menggerakkan kekuatan partai. Tak main-main, Suyasa sampai memutuskan tidak bertarung sebagai caleg di pemilu legislatif, hanya karena ingin fokus sebagai ‘panglima perang’ sekaligus membesarkan Partai Golkar.
“Dengan bertambahnya raihan kursi yang dicapai Golkar, maka besar kesempatan bagi Golkar untuk mencalonkan kepala daerah. Saya pribadi tidak ikut Pileg, karena konsentrasi pada tanggung jawab moral membesarkan partai di Badung. Untuk Pilkada, sebagai representatif partai, saya siap tampil di Pilkada Badung,” ujar Wakil Ketua DPRD Badung ini.
Untuk Pemilu 2024 mendatang, Suyasa juga mengajak seluruh masyarakat tetap menjaga Badung yang kondusif.  Kata dia, perbedaan pandangan dan pilihan politik tidak menjadi pemecah belah hubungan kekerabatan di masyarakat.
“Dalam menyikapi pesta demokrasi ini, masyarakat harusnya bahagia. Kenapa 14 Februari yang dipilih? Karena pada hari itu adalah Hari Kasih Sayang, dan masyarakat harusnya bahagia di Hari Kasih Sayang. Maka begitu pentingnya kedewasaan dalam berpolitik dan memilih berdasarkan hati nurani. Beda pandangan atau beda pilihan boleh, tapi jangan sampai membuat situasi tidak bagus,” ujar Suyasa. {sumber}