Berita Golkar – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian mengapresiasi atas capaian pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemendikbud Ristek RI dan Kemlu RI yang telah berhasil mewujudkan bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa resmi pada General Conference (Sidang Umum) UNESCO. Capaian ini haruslah menjadi kebanggaan tersendiri bagi kita, sebab identitas bangsa berupa bahasa Indonesia akan semakin dikenal dunia.
“Pertama, sebagai Wakil Ketua Komisi X DPR RI saya ingin mengucapkan selamat kepada Kemendikbud Ristek RI khususnya Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa atas pencapaian yang luar biasa hingga Bahasa Indonesia semakin diakui dan dikenal masyarakat dunia,” ujar Hetifah kepada redaksi Golkarpedia melalui keterangan tertulis pada Rabu (22/11).
Dengan demikian, sekarang terdapat sepuluh bahasa resmi Sidang Umum UNESCO yang terdiri atas enam bahasa resmi PBB yaitu bahasa Inggris, Perancis, Arab, China, Rusia, dan Spanyol serta empat bahasa negara anggota UNESCO lainnya, yaitu bahasa Hindi, Italia, Portugis, dan Indonesia.
Ke depan legislator asal Kalimantan Timur itu berharap, bahasa Indonesia tidak hanya dipergunakan dalam sidang UNESCO, tetapi juga bisa dipergunakan dalam forum tertinggi PBB. Pengakuan penggunaan bahasa Indonesia untuk sidang-sidang UNESCO ini langkah awal yang baik menurut Hetifah.
“Terlebih lagi, dalam sidang UNESCO kan hanya ada 10 bahasa resmi yang bisa dipakai dan salah satunya Bahasa Indonesia. Hal baik ini harus terus didorong lagi, supaya ke depan, Bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa resmi sidang PBB seperti 6 bahasa lainnya di dunia,” tutur Ketua Umum DPP Pengajian Al-Hidayah ini.
Hetifah menambahkan, keputusan penggunaan bahasa Indonesia di sidang UNESCO dapat menambah nilai tawar negara di mata dunia. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi internasional adalah sebuah keniscayaan. Jumlah penduduk yang besar membuat penggunaan bahasa Indonesia di dunia semakin masif.
“Hal ini juga tentu akan menambah daya tawar bahasa Indonesia di tingkat Internasional. Kita berharap akan semakin banyak universitas di dunia yang akan membuka program studi bahasa Indonesia,” pungkas Hetifah. {redaksi}