Berita Golkar – Golkar sudah memiliki dua nama jagoan untuk Pilkada Serentak di Kabupaten Bandung tahun depan. Dua nama tersebut yaitu Sahrul Gunawan dan Sugianto.
Sahrul Gunawan merupakan kader yang kini menjabat sebagai Wakil Bupati Bandung. Sementara Sugianto merupakan Ketua DPRD Kabupaten Bandung. Keduanya dinilai layak untuk menjadi calon Bupati Bandung.
“Kedua orang ini kita anggap layak untuk diusung diajukan ke DPP agar mereka ini bisa mendapatkan rekomendasi dan bisa didorong menjadi kepala daerah atau Bupati Bandung di tahun mendatang,” ujar Sekjen Golkar Kabupaten Bandung, Yoga Santosa saat dikonfirmasi, Kamis (23/11/2023).
Yoga menuturkan berdasarkan aturan yang berlaku, setiap calon kepala daerah nantinya akan ditentukan oleh DPP Golkar. “Nah kita mencalonkan dua orang itu,” katanya.
Pihaknya punya alasan mengajukan dua nama tersebut. Sebab, keduanya termasuk sosok penting di pemerintahan Kabupaten Bandung.
“Pendekatannya adalah karena Sahrul Gunawan itu kan sekarang statusnya incumbent sebagai wakil Bupati Bandung dari Golkar yang asalnya dari NasDem. Kedua, Sugianto juga sebagai incumbent yaitu sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bandung sekaligus ketua DPD Kota Kabupaten Bandung,” tegasnya.
Yoga menambahkan sebelum masuk ke Pilkada Serentak, keduanya juga sudah diberi tugas oleh DPP. Baik Sahrul maupun Sugianto diberi tugas untuk memenangkan Partai Golkar di ajang Pileg dan Pilpres 2024.
“Kemudian dicalonkan menjadi Bupati Bandung. Jadi sebelum pilkada, kita akan mendahului dulu Pileg dan Pilres. Kita akan tahu berapa raihan suara golkar pada pemilu tahun depan itu,” ucapnya.
“Jadi Sahrul Gunawan dan Sugianto itu sudah mendapatkan surat tugas masing-masing kepada individu masing-masing dari DPP untuk melakukan sosialisasi. Jadi sosialisasi bagi mereka dalam rangka memenangkan golkar di Pemilu 2024 mendatang,” tambahnya.
Soal kemungkinan Sahrul dan Sugianto dipasangkan dalam Pilbup 2024, Yoga belum mau berandai-andai. Menurut Yoga, hal itu tergantung dari hasil Pileg dan Pilpres. “Kan politik ini dinamis, bisa saja kita mendapatkan kuota cukup satu paket, atau koalisi dengan partai lain, itu bisa saja. Kita lihat masing-masing mendapatkan suara berapa dalam meraih kemenangan Golkar di tahun 2024.
“Jadi kalau kuotanya cukup, misalnya kan kita menang seperti kemarin, kita mendapatkan presentase 19,2 persen. Itu kan bisa kita mengusung dalam satu partai tidak berkoalisi dengan lain. Nah sekarang kita mengharapkan dengan target 14 kursi ini kan berarti 25 persen. Kemungkinan bisa satu paket. Walaupun nanti kebijakannya, karena politik dinamis, nanti kita lihat tahun depan seperti apa peraihan suara pilegnya yang kita dapat,” pungkasnya. {sumber}