Berita Golkar – Industri pertembakauan memiliki kontribusi terhadap negara cukup besar dari berbagai potensi demikian anggota Komisi IV (F.Golkar) Firman Soebagyo mengatakan dalam Dialektika Demokrasi “Menilik Visi Calon Presiden 2024 tentang Keberlangsungan Lapangan Kerja pada Industri Hasil Tembakau” bersama Wakll Ketum PAN Viva Yoga Mauladi, Anggota DPR RI Timnas AMIN Luluk Nur Hamidah, Perwakilan TPN Ganjar-Mahfud Wisnu Brata dan Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Propinsi NTB Sahminuddin, Kamis (23/11) di DPR RI Jakarta.
Menurut Firman Soebagyo mengingatkan kepada khususnya kepada pemerintah dan semua pihak, bahwa industri pertembakauan nasional ini, memiliki kontribusi terhadap negara yang cukup besar dari berbagai potensi. Pertama adalah dari peningkatan kesejahteraan petani, sebagai produk hulunya, ya itu petani kita petani tembakau bisa mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan keluarganya dari pertanian industri tembakau itu sendiri.
Memang kalau kita bicara tentang pertembakauan, tembakau adalah bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Di mana pertembakauan itu dibawa oleh VOC ke Indonesia, ditanam menjadi salah satu komoditi strategis, yang diekspor ke Eropa dan negara-negara lain menjadi kebutuhan utama untuk bahan baku cerutu dan rokok-rokok lainnya.
Berikutnya adalah, pertama kawan adalah memberikan kontribusi terhadap penerimaan negara, cukai rokok itu setiap tahun mengalami peningkatan. Tanpa disadari bahwa, dengan meningkatkan tarif cukai rokok ini ada efek negatif terhadap industri merokok menengah ke bawah di mana itu adalah betul-betul dikuasai oleh industri dalam negeri, tetapi dengan kebijakan kenaikan cukai rokok ini secara pelan dan pasti mematikan mereka.
Oleh karena itu saya menghimbau dan meminta kepada seluruh calon presiden dan wakil presiden, agar di dalam rencana visi misi tetap harus mempertahankan keberadaan daripada pertembakan nasional kita, tutur Firman Soebagyo.
Sedangkan Viva Yoga mengatakan masalah tembakau ini bukan hanya persoalan kesehatan tetapi juga persoalan hak hidup sebagai warga negara, persoalan ekonomi rakyat kecil, persoalan sosial budaya dan persoalan industri. Jadi dari tembakauu saja, itu mempunyai spectrum yang lebh luas daripada soal kesehatan.
Tadi saya mendiskusi ada kandungan rokok ini banyak sekali ini diantaranya Acetone (Penghapus Cat), Naphtylamine (Zat Karsinogenik), Methanol (Bahan Bakar Roket), Pyrene (Pelarut Industri), Dimethylnitrosamine (Zat Karsinogenik), Naphtalene (Kapur barus), Cadmium (Dipakai accu mobil), Carbon Monoxide (Gas dari knalpot) inilah bahan menakutkan dan kita hirup setiap hari.
Jadi di UU kesehatan kita sudah mengetahui bahwa, rokok adalah termasuk zat adiktif yang dimasukan bukan sebagai narkotika, karena pada waku itu perdebatannya sangat panjang.
Yang kedua, bicara soal petani tembakau, posisi tim kampanye nasional Prabowo-Gibran itu adalah pro petani tembakau, karena petani apapun varietasnya itu harus kita bela.
Mereka bukan hanya sekedar bekerja tapi dia menjadi petani, menjadi nelayan itu sudah menjadi way of life, menjadi cara hidup menjadi gaya hidupnya, oleh karena itu menjadi petani, sudah ada undang-undang tentang pemberdayaan dan perlindungan petani,UU tentang pemberdayaan dan perlindungan petambak garam dan budidaya ikan, UU tentang pangan dan beberapa undang-undang yang berkaitan dengan petani, itu semuanya sudah ada, tinggal sekarang ini adalah implementasi dari undang-undang.
Saya menangkap bahwa, saat ini petani tembakau masih kurang untuk diberdayakan, hal itu dilihat dari postur APBN, saya dulu pernah di Komisi IV selama 10 tahun jadi memang karena postur APBNnya jumlahnya sangat kecil untuk petani tembakau dan itu juga menyebabkan menjadi hal yang dilematis di dalam alokasi dana APBN.Idealnya bahwa dana untuk petani tembakau itu ditambah, tutur Viva Yoga. {sumber}