Berita Golkar – Pendidikan Islam harus mampu bertransformasi mengikuti zaman, agar bisa mempersiapkan umat menghadapi berbagai tantangan yang terjadi saat ini dan yang akan datang.
Begitu dikatakan, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Tubagus Ace Hasan Syadzily, saat bertemu dengan ratusan penyuluh agama Islam, di Banjaran, Kabupaten Bandung.
“Pendidikan Islam harus mampu mempersiapkan umat dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada. Sebab itu pendidikan Islam harus bertransformasi dengan zaman, dan para penyuluh memegang peran penting dalam proses transformasi itu,” kata Kang Ace begitu sapaannya, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Minggu (12/11).
Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat itu mengajak para penyuluh agama Islam untuk memastikan pendidikan Islam bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman yang begitu cepat. Sehingga pendidikan Islam makin maju dan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan kekinian.
“Kita harus memegang prinsip al-muhafadzatu ala qodimi sholih, wal ahdzu bil jadidil ahslah (memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil sesuatu yang baru yang lebih baik). Sehingga walaupun kita berpondasi pada nilai agama, tapi mampu bertransformasi dengan perkembangan zaman,” jelasnya.
Pihaknya juga terus mendorong lahirnya berbagai regulasi yang mendukung transformasi pendidikan Islam tersebut. Seperti Undang-Undang Pesantren pada 2019.
“Sebagai alumni pesantren, tentu saja saya memiliki tanggung jawab untuk memperjuangkan pendidikan pesantren supaya bisa makin maju. Ini semuanya dibahas di Komisi VIII DPR RI, bukan di Komisi lain sehingga tidak perlu ada yang ngaku-ngaku,” ujarnya.
Alumni Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya itu berharap kehadiran para penyuluh agama Islam bisa menjadi jembatan bagi terwujudnya kemajuan pendidikan Islam termasuk di pesantren tersebut.
“Banyak ulama yang telah (meninggal) mendahului kita, sementara kita belum siap meneruskan perjuangan dan menggantikan mereka. Kita tentu saja patut khawatir dengan kondisi itu,” pungkasnya. {sumber}