Ace Hasan Syadzily Minta Pemerintah Daerah Peduli Pada Nasib Pengajar Pendidikan Agama Islam

Berita Golkar – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Tubagus Ace Hasan Syadzily meminta agar Pemerintah Daerah memperhatikan keberadaan guru Pendidikan Agama Islam. Sinergitas antara Pemerintah Pusat dan Daerah pun harus diperhatikan dalam memajukan Pendidikan Keagamaan Islam.

Hal itu disampaikan Tubagus Ace Hasan atau biasa dipanggil Kang Ace pada acara Ngobrol Pendidikan Islam (NGOPI) bersama guru Pendidikan Agama Islam (PAI) se-Kabupaten Bandung Barat, di Lembang, Jumat (3/11).

“Komisi VIII DPR RI telah membahas anggaran Kementerian Agama pada tahun 2024 nanti yaitu sebesar Rp 74 triliun. Dari total anggaran itu, terdapat sebesar Rp 62,3 triliun untuk fungsi pendidikan,” kata Ace dalam keterangannya.

Ace yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Jabar itu mengungkapkan, jumlah fungsi pendidikan itu salah satunya diperuntukan bagi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), madrasah, hingga perguruan tinggi di bawah Kementerian Agama (Kemenag).

“Jumlah anggaran ini tertu masih kurang sehingga membutuhkan dukungan anggaran tambahan dari pemerintah daerah. Sebab itu mengelola pendidikan agama Islam memerlukan sinergi berkelanjutan,” ujarnya.

Wakil rakyat dari Kabupaten Bandung dan Bandung Barat itu berharap, pendidikan agama bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, tapi harus sinergi dengan pemerintah daerah. Sebab jika dikalkulasikan dengan segala kebutuhan yang seharusnya anggaran Kemenag itu masih sangat terbatas.

“Nanti saya akan tindaklanjuti Peraturan Daerah (Perda) tentang Madrasah di Kabupaten Bandung Barat ini,” sebut Kang Ace.

Pada kesempatan itu, Kang Ace, sempat menyampaikan kekecewaannya karena Pemda Kabupaten Bandung yang telah mencabut Perda tentang Madrasah Diniyah. Padahal ada peran penting kelembagaan madrasah diniyah termasuk keberadaan guru PAI dalam membentuk karakter anak bangsa.

“Bapak ibu memiliki peran strategis agar peradaban kita tetap pada nilai-nilai agama yang kuat. Sebab dalam era saat ini sangat penting bagaimana membangun akhlak anak-anak di tengah pesatnya kemajuan teknologi,” tutur dia. {sumber}