Berita Golkar – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Alissa Qotrunnada Wahid tampak hadir bersama dengan Ketua DPD Golkar Jabar Tubagus Ace Hasan Syadzily di acara peringatan hari lahir Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU). Ada apa?
Ajang itu digelar di Situ Cisanti, Desa Taruma Jaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jumat (24/5). Sebagai bagian acaranya, ada gelaran doa bersama di hulu Sungai Citarum 0 KM, Situ Cisanti.
Alissa meminta kepada relawan LPBINU untuk turun langsung mengedukasi masyarakat, untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam serta mengajak untuk menjaga lingkungan.
“Karena itu, dalam kegiatan ini, para relawan LPBINU akan diberi peningkatan kapasitas dalam merawat dan menjaga lingkungan,” ujarnya, dalam rilis yang diterima wartawan, Jumat (24/5).
Sementara itu Ketua DPD Golkar Jabar, Tubagus Ace Hasan Syadzily, yang juga menjabat Ketua LPBINU, menuturkan lahirnya LPBINU bertugas untuk menerjemahkan berbagai kebijakan PBNU terkait penanggulangan bencana, perubahan iklim, dan pemasalahan lingkungan.
“LPBI merupakan lembaga yang selama ini telah bekerja melakukan upaya penanggulangan bencana. Hadir di tengah masyarakat, terutama di basis-basis NU yang mengalami bencana,” kata pria yang akrab dipanggil Kang Ace itu.
Menurut Kang Ace, yang juga menjabat Wakil Ketua Komisi VIII DPR ini, LPBINU juga selama ini aktif melakukan edukasi masyarakat dan mendorong peran NU dalam penanganan bencana di Indonesia.
“Kenapa kami menjadikan 0 Km situ Cisanti ini sebagai lokasi kegiatan, karena Situ Cisanti adalah hulu Sungai Citarum, sumber air, bukan saja bagi warga Kabupaten Bandung, tapi juga seluruh Jawa Barat, bahkan nasional. Sebab Sungai Citarum ini melintasi hampir semua kabupaten di Jabar,” ujar Ketua DPD Partai Golkar Jabar itu.
Karena itu, tutur Kang Ace, kelestarian hulu Sungai Citarum harus dijaga, dilestarikan, dan hidupkan dengan menjaga lingkungan. Seperti diketahui, Sungai Citarum kerap dituding sebagai penyebab banjir yang terjadi di Jabar. “Indonesia ini merupakan ring of fire, wilayah yang sangat berpotensi terjadi bencana di mana-mana,” tuturnya. {sumber}