Berita Golkar – Wakil Ketua Komisi VIII DPR Tubagus Ace Hasan Syadzily mengusulkan pembuatan folder-folder air baru untuk mengatasi banjir tahunan yang merendam Kabupaten Bandung. Keberadaan folder air diharapkan dapat mengurangi dampak banjir saat debit air sangat tinggi.
Kang Ace, sapaan akrab Tubagus Ace Hasan Syadzily, mengatakan, Jabar dan Kabupaten Bandung memang rawan bencana karena kontur alam banyak gunung dan dilintasi sejumlah sungai. Tiga hari lalu, kata Kang Ace, curah hujan yang sangat tinggi mengakibatkan bencana banjir. Ini perlu penanganan khusus. Terdapat enam kecamatan terdampak dan 26.000 warga mengungsi.
Tentu ini harus menjadi perhatian semua pihak. Sebetulnya, Presiden Jokowi dan Bupati Bandung telah meresmikan kolam retensi di Cieunteung, Andir, dan di Kota Bandung. Seharusnya kolam retensi itu bisa menangani 70 persen debit air.
“Tetapi kemarin, ternyata ini (kolam retensi yang telah dibangun) belum mampu menyerap air yang begitu tinggi,” kata Kang Ace, saat memberikan sambutan dalam rapat koordinasi penanggulangan bencana banjir 2024 di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Senin 15 Januari 2024.
Saat bencana banjir terjadi, ujar Kang Ace, kebetulan sedang berada di Kertasari, wilayah yang jadi pusat perhatian Kodam Siliwangi. Terutama Situ Cisanti.
Saat banjir terjadi, ujar Kang Ace, kepala desa menyampaikan bencana itu telah 5 tahun terakhir kembali terjadi. Salah satu penyebabnya, beberapa dataran tinggi di Kertasari, sudah kembali ditanami oleh tanaman yang tidak memiliki akar kuat. Sehingga, sedimentasi kembali terjadi.
“Ketika saya datang ke Dayeuhkolot, Ciparay, Bojongsoang, Tegalluar, banyak yang terkena banjir. Sabtu saya keliling, ternyata infrastruktur untuk penanganan banjir belum tuntas. Folder-folder air yang telah dibangun belum mampu menampung saat debit air tinggi,” ujar Ketua DPD Partai Golkar Jabar itu.
Karena itu, tutur dia, dalam jangka menengah, lakukan normalisasi tanggul Cigede yang jebol. Kang Ace telah berkomunikasi dengan Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Machmudin), terutama penanganan banjir di Kota Bandung, tanggul Cikapundung yang jebol diperbaiki dan akan berkoordinasi dengan kementerian untuk menormalisasi aliran Sungai Cikapundung yang hilirnya ke Sungai Citarum.
Untuk penanganan jangka panjang, kata Kang Ace, segera susun desain untuk membangun folder-folder air baru atau embung, termasuk yang paling penting mengaktivasi kembali program Kodam III Siliwangi, Citarum Harum, normalisasi DAS Citarum. Terutama dataran-dataran tinggi di hulu jangan ditanami tanaman lunak agar tidak terjadi sidementasi.
“Penanganan bencana banjir Kabupaten Bandung tidak bisa ditangani secara parsial, harus komprehensif. Dari hulu, aliran sungai, hingga mendasain agar genangan air tidak terlalu lama,” ucap wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jabar 2 (Kabupaten Bandung-Bandung Barat) ini.
Dalam acara sama, Bupati Bandung Dadan Supriatna mengatakan, saat ini Kabupaten Bandung berstatus darurat bencana banjir. Para pengungsi telah ditempatkan di lokasi pengungsian SMPN 1 Dayeuhkolot. Pemkab Bandung telah menyalurkan bantuan makanan dan kebutuhan dasar mereka.
Balai Besa Wilayah Sungai (BBWS) Citarum juga telah melakukan upaya penanggulangan sementara. Terutama menangani tanggul Cigede yang jebol. “Pada prinsipnya, Kabupaten Bandung dengan luas wilayah 174.000 hektare dan berpenduduk 3,3 juta jiwa, sehingga sangat padat. Setiap musim hujan, debit air sangat tinggi. Air datang dari selatan, Cisanti, dan utara. Titik kumpulnya (air) di Dayeukolot,” kata Bupati Bandung.
Kondisi ini, ujar Dadang Supriatna, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan langkah-langkah ikhtiar untuk mengatasi bencana banjir tahunan yang melanda Kabupaten Bandung. Salah satunya, membangun embung penampung air di Andi, Kecamatan Baleendah.
“Kami juga kembali menyampaikan usulan membangun enam danau ke Dirjen PUTR di wilayah Tegalluar. Yang terhormat Kang Tubagus Ace, tolong dibantu. Tegalluar itu daerah saya. Kalau Rancaekek-Cicalengka itu banjir, wilayah Tegalluar itu kakeueum (terendam),” ujar Dadang Supriatna.
Di Kabupaten Bandung, tutur Bupati, terdapat tiga kecamatan yang sampai saat ini masih rawan bencana banjir. Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang. “Setelah pembuatan danau atau embung di Andir dan Curug Jompong, banjir paling lama 3 hari. Sebelumnya, bisa selama 2 minggu lebih,” tutur Bupati.
Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Erwin Djatniko mengatakan, Kodam III Siliwangi hadir untuk membantu mengatasi kesulitan yang dialami masyarakat. Sebab, TNI berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
“Salah satunya penanggulangan bencana. Diminta atau tidak diminta, prajurit Kodam Siliwangi akan hadir membantu rakyat. Kami siapkan dapur lapangan untuk menyediakan 510 bungkus makanan bagi pengungsi,” kata Pangdam Siliwangi.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan, Komisi VIII DPR merupakan mitra BNPB. Selama ini, BNPB banyak dibantu oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR Tubagus Ace Hasan Syadzily. “Mudah-mudahan beliau (Tubagus Ace Hasan Syadzily) masih menjadi wakil kita semua,” kata Kepala BNPB.
Letjen TNI Suharyanto menyatakan, bencana banjir cukup berdampak. Puluhan ribu terendam Jumlah pengungsi mulai berkurang setelah banjir mulai kering di beberapa wilayah. Namun curah hujan masih tinggi dan akan berlangsung sampai beberapa bulan ke depan. Ini harus diwaspadai.
“Tiga tahun terakhir, Jawa Barat ranking 1 bencana alam. Karena, kondisi alam berbukit-bukit, jumlah penduduk Jabar pun tertinggi di Indonesia. Kita harus mewaspadai bencana alam yang kemungkinan akan terjadi beberapa bulan ke depan,” ujar Letjen TNI Suharyanto.
BNPB, tuturnya, bekerja sama dengan BMKG dalam melakukan modifikasi cuaca. Jika saat musim kemarau dan El Nino, modifikasi cuaca yang dilakukan adalah agar turun hujan. Saat ini, modifikasi untuk mengurangi curah hujan. “Dengan modifikasi curah hujan dapat dikurangi, yang tadinya lebat, menjadi ringan,” tutur Kepala BNPB.
Letjen TNI Suharyanto mengatakan, masa tanggap darurat bencana banjir di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung disarankan hanya cukup tujuh hari. Sebab, pengungsi sudah semakin berkurang.
“Seenak apa pun tinggal di pengungsian, di tenda, pasti lebih enak di rumah. Dalam 7 hari ini, tolong pastikan betul, kebutuhan dasar para pengungsi terjamin,” ucap Letjen TNI Suharyanto.
Setelah masa tanggap darurat selesai, ujar Kepala BNPB, masuk masa transisi, rehabilitasi dan rekonstruksi. Tadi telah dibicarakan tentang rehabilitas dan rekonstruksi secara terbatas dengan Wakil Ketua Komisi VIII DPR Tubagus Ace Hasan Syadzily, Bupati Bandung Dadang Supriatna, dan Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Erwin Djatniko.
“Kami memikirkan langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi bencana banjir ini agar tak terus berulang,” ujar Kepala BNPB.
Seusai acara, Kang Ace bersama Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Erwin Djatniko, dan Bupati Bandung Dadang Supriatna meninjau lokasi banjir di Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. {sumber}