Berita Golkar – Ketua Dewan Pakar DPP Golkar Agung Laksono menyebut Bahlil Lahadalia berpotensi terpilih menjadi Ketua Umum Golkar tanpa melalui proses pemungutan suara atau voting dalam munaslub pada 20 Agustus nanti.
Agung menilai kans tersebut terbuka karena hingga kini tak ada sosok lain yang memiliki dukungan sebesar dukungan yang diterima Bahlil.
“Oh bisa, bisa saja kan, kan tadi saya bilang. Begini, proses pemilihan itu sama seperti di mana-mana, di DPR juga atau partai lain atau di ormas bahwa pemilihan ketua umum itu kan bisa dengan cara musyawarah mufakat,” kata Agung saat dihubungi wartawan, Rabu (14/8).
Di sisi lain, Agung mengakui terdapat beberapa tokoh Golkar yang juga memiliki kemampuan mumpuni untuk menjadi ketum Golkar. Namun, kata dia, tokoh-tokoh tersebut sejauh ini belum memiliki dukungan sebesar yang dimiliki oleh Bahlil untuk menjadi ketum Golkar.
Terlebih, ia menyebut Plt Ketum Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK) mengaku tidak akan maju dalam pemilihan ketua umum golkar.
“Termasuk Agus Gumiwang, Bamsoet [Ketua MPR Bambang Soesatyo]. Tapi yang secara sungguh-sungguh dan punya dukungan yang kita dengar dari daerah maupun dari berbagai percakapan-percakapan internal partai Golkar ya hanya Bahlil,” jelas dia.
“Jadi berarti dengan demikian hanya Bahlil satu-satunya,” sambung Agung.
Sebelumnya, terdapat sejumlah nama yang masuk dalam bursa calon ketum Golkar pengganti Airlangga Hartarto. Beberapa nama itu adalah Agus Gumiwang Kartasasmita, Bambang Soesatyo, Kahar Muzakir, hingga Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Sementara itu, Bahlil mengklaim belum mengikuti secara langsung dinamika yang terjadi di partainya usai Airlangga mundur dari Ketum Golkar. Ia menyerahkan mekanisme pergantian pemimpin Golkar kepada Munaslub.
“Saya kebetulan belum mengikuti secara langsung apa dinamikanya di DPP Golkar. Nanti saja pada saat Munas baru kita lihat perkembangannya,” kata Bahlil di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu juga tidak menjawab dengan lugas potensi ia menjabat Ketum Golkar atas restu Presiden Jokowi. Ia meminta hal itu ditanyakan langsung kepada Jokowi.
“Saya pikir proses saja lah ya. Saya kan juga sebagai kader yang bukan dari pengurus DPP sekarang, jadi ikuti proses saja, alamiah,” ujarnya.
Di sisi lain, Bamsoet mengaku sudah ada pembicaraan dengan AGK dan Bahlil soal persiapan menuju munaslub yang bakal digelar 20 Agustus mendatang di Jakarta itu. Mereka, kata dia, sama-sama menyatakan kesiapan maju menggantikan Airlangga Hartarto.
“Nanti saya akan ada pembicaraan dengan Pak Agus Gumiwang dan Pak Bahlil karena dari awal kita sepakat tiga ini sama-sama maju,” kata Bamsoet saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (14/8).
Bamsoet berpendapat Golkar harus segera menyesuaikan diri dengan dinamika politik. Dia berkata partai itu harus tetap bertahan di tengah tantangan. {sumber}