DPD 1  

Ahmad Fikri Sarankan Syamsuar Sambangi Tokoh-Tokoh Senior Jelang Musda Partai Golkar Riau

Berita Golkar – Resah dengan situasi yang dihadapi Partai Golkar Riau saat ini, tokoh senior Partai Golkar Ahmad Fikri angkat bicara dan memberi pesan serius pada Syamsuar.

Ia mengatakan harusnya Syamsuar menemui tokoh-tokoh Golkar atas kegagalannya, bukannya malah cawe-cawe ke ketua DPD II. Ahmad Fikri melihat situasi Partai Golkar Riau saat ini semakin hari dianggapnya semakin terpuruk.

Anehnya di saat situas terpuruk dan gagal ini, malah ada langkah cawe-cawe yang dilakukan hanya untuk kepentingan pribadi, bukan untuk kepentingan membesarkan partai.

Hal ini seiring dengan langkah Syamsuar yang satu barisan bersama seluruh ketua DPD II Partai Golkar yang gagal di Pilkada serentak. Langkah tersebut adalah, mendukung satu calon yang diketahui jagoan Syamsuar di Musda Partai Golkar Riau.

“Syamsuar itu sudah habis mainnya, tentu sampai ke bawahnya (DPD II) gagal seharusnya kader di bawah harus berkomunikasi dengan tokoh setempat DPD II dengan di bawahnya, membicarakan siapa yang cocok diusung untuk Golkar ke depan, jangan ikut gerbong yang sudah gagal,” ujar Ongah Fikri sapaan akrabnya, dikutip dari Tribun Pekanbaru.

Di tingkat Riau juga harus melakukan itu, Syamsuar menurut Fikri, harus duduk bersama dengan tokoh-tokoh penting di Partai Golkar, betul-betul diseleksi siapa yang bisa memajukan Partai Golkar.

“Kita bukan lagi berbicara orang Syamsuar, dia sudah habis. Golkar banyak kader, tidak pernah kehabisan kader. Kita ajak bersama duduk di fraksi DPRD Provinsi kabupaten dan DPR RI. Undang tokoh-tokoh partai di daerah tokoh senior tokoh organisasi sayap pendiri dan yang didirikan,” ujar Ongah.

Kondisi pada hari ini menurut Fikri tokoh dan kader di Partai Golkar tidak tahu, malah sudah ada ketua DPD II memberikan dukungan kepada satu calon yang dijagokan ketua DPD Partai Golkar Syamsuar.

“Ini keputusan sangat bodoh, oleh petinggi partai di daerah kita, harus didiskusikan. Tidak pernah didiskusikan, bahwa sudah menyatakan sikap, itu keputusan emosional, perlu kita berembuk bersama-sama. Mentang-mentang ketua menentukan hak suara, tapi ini untuk Golkar lebih bagus,” ujar Fikri.

Kondisi Partai Golkar Riau carut marut, seolah-olah dibuat Partai Golkar punya satu atau dua orang, dengan orang yang tidak punya pengalaman menjalankan partai ini, untuk itu lanjut Ongah, DPP juga harus tahu kondisi ini.

“Apa yang dilakukan DPD II Golkar ini menambah hiruk pikuk di Golkar. Seharusnya Pak Syamsuar ajak Pak Rusli Zainal, ajak Pak Andi Rachman, ajak Yulisman, ajak Karmila Sari dan Suparman, di DPRD Riau diajak dan didiskusikan bersama,” jelas Ongah.

Kemudian Ongah juga sudah mengetahui adanya selembar surat berupa dukungan untuk melanjutkan kepemimpinan Syamsuar kepada satu calon di Musda yakni Parisman Ihwan, menurutnya langkah tersebut tidak elegan untuk memperbaiki Partai Gollar.

“Dengan Golkar yang babak belur tidak juga diajak bicara berdiskusi tokoh-tokoh Golkar di Riau, jadi ini sangat aneh,” ujar mantan ketua DPRD Kampar itu.

Karena tantangan Partai Golkar ke depannya menurut Ongah Fikri sangat besar, sehingga tidak bisa lagi mental Partai Golkar seperti sebelumnya, namun harus ada perubahan.

“Dengan memberikan dukungan kepada calon hari ini apakah akan ada perubahan. Yang memberikan dukungan harus diubah juga,” ujarnya.

Paling tidak lanjut Fikri, dilihat sejarah masa lalu Golkar di Riau yang selalu sukses dalam.semua perhelatan, baik itu Pileg dan Pilkada.

“Paling tidak bisa lihat masa lalu kita. Harus dicermati dan harus kumpul lah semua tokoh Golkar harus bersatu.Tidak bisa hanya dukungan ketua Golkar tapi rumbuk bersama. Partai Golkar partai besar, menentukan arah Partai Golkar ke depan harus dilibatkan semuanya,” ujarnya.

Fikri juga mengingatkan agar jangan hanya mendahului emosional demi kepentingan sendiri bukan kepentingan Golkar. “Mereka (Ketua DPD II ) tidak melakukan introspeksi diri siapa yang harus diusung ke depannya, harus berumbuk dengan semua tokoh. Kalau dibiarkan ketua DPD II ini bermain, sangat membahayakan,” jelasnya.

Ahmad Fikri menambahkan, DPP sudah bisa teropong dari jauh kondisi Partai Golkar hari ini di Riau dan apa yang harus dilakukan untuk Riau yang sudah carut marut ini ke depannya.

Pihaknya bersama tokoh-tokoh Partai Golkar ingin mencari sosok kader yang siap melakukan perbaikan di tubuh Golkar, dan sudah melihat tokoh-tokoh itu.

Tentunya, lanjut Ahmad Fikri, DPD II itulah yang harus pro aktif melakukan komunikasi dan konsolidasi untuk melakukan pembaharuan.

“Kami sudah melihat cara kepemimpinan Syamsuar 5 tahun ini, dan kami harus bedah kelemahannya, dan jangan dipaksakan lagi dengan cara beliau itu lagi, dan itu yang akan bikin Golkar semakin hancur nanti di Riau,” ujar Fikri. {}