Berita Golkar – Wacana penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk pemilu digulirkan oleh Anggota Komisi II DPR, Ahmad Irawan. Dilansir ANTARA, Jumat (14/11/2026) Ahmad Irawan menilai penggunaan AI bisa digunakan untuk membantu kerja pemutakhiran data.
“Penggunaan AI itu bisa digunakan untuk penyelenggaraan pemilihan, misalnya yang sekarang itu yang bisa dilakukan (berhubungan) kaitannya pemutakhiran data daftar pemilih tetap (DPT),” ujarnya dalam diskusi publik di Gedung Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Jakarta.
AI dapat membantu pengawasan terhadap data di lapangan yang sulit diawasi secara manual. “AI itu bisa membaca. Nah, kalau itu bisa kita lakukan digitalisasi, menurut saya. Salah satu prinsip penyelenggaraan pemilih itu (dilakukan secara manual, red.) kita bisa capek,” katanya, dikutip dari Kompas.
Menurut Irawan, AI akan berperan penting dalam penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil (jurdil) karena dapat membangun konektivitas antarlembaga serta pengawasan berkelanjutan. “Kunci dari penggunaan teknologi itu (AI), salah satunya adalah konektivitas antarlembaga,” tuturnya.
Lebih lanjut, Irawan mengungkapkan bahwa pemutakhiran data sendiri tidak akan lagi dilakukan secara manual. Setiap data otomatis diperbaharui pada jenis data tertentu.
“Jadi, sumbernya itu, raw material-nya itu sejak dari dulu ketika, misalnya ibu-ibu mengandung, melahirkan. Itu mereka sudah bisa memprediksi bahwa 15, 16, 17 tahun kemudian, dia (anaknya, red.) telah memenuhi hak sebagai pemilih. Nah, di Indonesia kan masih manual,” ucapnya.
Sirekap perlu ditingkatkan melalui AI Selain itu, Irawan juga mendorong digitalisasi sistem pemilu harus berfokus kepada hak perlindungan dan pelayanan pemilih. Menurutnya, beberapa aplikasi, salah satunya Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) yang sudah digunakan dapat ditingkatkan melalui AI.
Namun, kata dia, terdapat kelemahan dari penggunaan AI seperti kepercayaan dari masyarakat yang masih rendah. Untuk itu, ia menekankan keberhasilan sistem pemilu dengan penggunaan AI bisa tercapai dengan sosialisasi.
“Yang paling penting adalah bagaimana kita percaya terhadap itu yang harus kita sosialisasikan terus, termasuk juga dengan nanti ke depan itu adalah bagaimana kita membangun satu rangka penyelenggaraan mobilitas yang memang bisa transparan,” tuturnya. {}













