Berita Golkar – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui kelas menengah di Indonesia turun. Karena penurunan itu, jumlah kelas menengah kini mendekati 50 persen.
“Expiring middle class mendekati 50 persen,” kata Airlangga dalam Konferensi Pers Dialog Kelas Menengah di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa (27/8).
Padahal, Airlangga menekankan kelas menengah berperan penting bagi Indonesia. Ia menyebut middle class adalah motor penggerak ekonomi tanah air. Ia mengatakan saat ini kelas menengah tersisa 17,13 persen. Jika rakyat Indonesia ada 270 juta, maka kelompok ini mencapai 46,25 juta orang.
Sedangkan 50 persen dari 270 juta penduduk Indonesia adalah 135 juta orang. Ini perkiraan jumlah mereka yang turun kasta dari middle class.
“Tentunya pada waktu sebelum covid angkanya (kelas menengah) sedikit lebih tinggi. Ini karena ada efek dari covid yang sering disampaikan Bu Menteri Keuangan (Sri Mulyani) sebagai scaring effect, diharapkan ini bisa diperbaiki ke depannya,” tuturnya.
Pemerintah mengklaim sudah banyak berupaya untuk menjaga kelas menengah. Ini dilakukan melalui sejumlah program, seperti perlindungan sosial (perlinsos), insentif pajak, jaminan kehilangan pekerjaan, Kartu Prakerja, hingga kredit usaha rakyat (KUR).
Airlangga berharap berbagai upaya yang dilakukan negara itu bisa menahan jumlah kelas menengah. Harapannya, para middle class tak akan turun kasta lagi. “Untuk menjaga kelas menengah kita perlu mendorong pertumbuhan perekonomian yang stabil dan tinggi,” jelasnya soal solusi lain yang harus dilakukan pemerintah.
“Karena ini akan mendorong kelas menengah kita untuk turus tumbuh dan mengurangi mereka yang expiring middle class atau penurunan dari kelas menengah itu sendiri,” tutup Airlangga. {sumber}