Berita Golkar – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa pemerintah tengah mempersiapkan strategi besar untuk memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok energi global, seiring dengan kebijakan baru dari Amerika Serikat yang fokus pada penguatan supply chain energi bersih.
Hal ini disampaikannya usai melakukan pertemuan dan makan siang bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.
“Dalam kesempatan ini kami membahas sejumlah isu penting, salah satunya kebijakan Amerika Serikat yang memprioritaskan rantai pasok energi, termasuk bahan baku mineral kritis, teknologi energi bersih, dan manufaktur energi terbarukan,” ujar Airlangga dalam keterangannya di akun Instagram resminya, @airlanggahartarto_official.
Menurut Airlangga, langkah Amerika Serikat yang menitikberatkan pada penguatan rantai pasok energi global justru menjadi peluang strategis bagi Indonesia. Ia menilai bahwa Indonesia memiliki posisi kunci dalam pasokan mineral kritis dan energi terbarukan yang saat ini dibutuhkan dunia.
“Hal ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memperluas kemitraan strategis, khususnya dalam bidang ekspor energi mineral strategis, kerjasama teknologi, transfer teknologi, dan investasi,” lanjut Ketua Umum DPP Partai Golkar periode 2017-2024 ini.
Pemerintah Indonesia, kata dia, melihat kebijakan ini sebagai momentum penting untuk mendiversifikasi pasar ekspor, meningkatkan nilai tambah dalam negeri, serta memperkuat peran Indonesia dalam ekosistem global energi bersih. Airlangga menegaskan bahwa transformasi ini bukan hanya soal pertumbuhan ekonomi, tetapi juga tentang keberlanjutan dan daya saing jangka panjang.
Dalam pertemuan itu, Airlangga dan Bahlil juga mendalami arah kebijakan hilirisasi nasional. Hilirisasi dinilai menjadi bagian integral dalam agenda besar pemerintah menuju kemandirian energi dan industrialisasi berbasis sumber daya dalam negeri.
“Sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah akan terus mengakselerasi peningkatan kapasitas hilirisasi dan ketahanan energi. Penguatan tata kelola energi menjadi kunci dalam menjaga stabilitas pasokan, meningkatkan nilai tambah, dan mendorong pertumbuhan ekonomi hijau berkelanjutan,” ungkapnya.
Airlangga juga menegaskan bahwa koordinasi lintas kementerian akan diperkuat, terutama dalam menyusun kebijakan strategis yang mampu menjawab tantangan global sekaligus membuka peluang bagi sektor swasta untuk berperan aktif dalam transformasi energi nasional.
Pertemuan antara dua menteri ini menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia tidak ingin sekadar menjadi eksportir bahan mentah, melainkan juga pemain utama dalam rantai pasok energi dan teknologi hijau dunia. Pemerintah berkomitmen menjadikan hilirisasi dan energi bersih sebagai pilar utama pembangunan ekonomi ke depan.