Airlangga Hartarto Bicara Sistem Kesehatan Inklusif, Efisien dan Berkelanjutan

Berita Golkar – Pemerintah telah menetapkan fokus kerja dalam mencapai Visi Indonesia Emas 2045  yang terdiri dari peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan dan kesehatan, ekonomi inklusif serta berkelanjutan dan penguatan sektor infrastruktur serta teknologi. Semua dengan tujuan besar yakni menjadikan Indonesia sebagai negara yang maju, adil,  makmur dan berdaulat.

Proses ke arah itu lebih dahulu memerlukan bantalan ekonomi yang kuat yang saat ini berjalan seperti yang diharapkan. Kekuatan ekonomi itu secara relatif sudah berada di jalur yang tepat, mengacu kepada data  yang berlangsung sepanjang tahun 2024, hingga kuartal pertama 2024.

Indikasinya terlihat dalam capaian pertumbuhan yang tercatat 5,11% (yoy) pada triwulan I, disertai oleh inflasi yang masih dalam rentang kendali di angka  2,84% (yoy) atau pun dalam data PMI manufaktur pada bulan Mei yang masih terus ekspansif pada angka 52,1.

Terkait dengan transformasi bidang kesehatan yang menjadi salah satu fokus utama tersebut, pemerintah telah menjalankan sejumlah inisiatif dengan fokus kepada pembangunan sistem kesehatan yang kuat serta responsif dengan tujuan agar masyarakat dapat hidup sehat dan berumur panjang.”Maka transformasi sektor kesehatan ini menjadi salah satu tiang utama dalam upaya tercapainya visi tersebut.

Hal itu tidak lain karena masyarakat yang sehat dan produktif adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang signifikan bagi kesejahteraan sosial yang lebih merata,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam virtual keynote speech-nya  dalam satu acara di Jakarta, Kamis (6/6/2024).

“Dengan visi “Indonesia Sehat”  tersebut, salah satu yang hendak jadi fokus dan ingin dicapai pemeritah adalah  untuk memastikan masyarakat hidup sehat dan panjang umur, dengan target stunting di bawah 5% serta eliminasi TBC dan kusta”.

Upaya itu dijalankan dengan menerapkan sejumlah strategi, mulai dari sektor medis yang diperkuat, layanan kesehatan hingga ke desa terpelosok, gizi yang ditingkatkan pada 1000 hari pertama, jumlah dokter spesialis yang ditingkatkan melalui pendidikan berbasis rumah sakit dan pengendalian konsumsi produk berbahaya bagi kesehatan masyarakat,” papar  Menko Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

Dalam hal aspek layanan, peningkatan signifikan agar terciptanya efisiensi dan keterjangkaun turut jadi bagian yang berkembang dari sektor industri layanan kesehatan Indonesia. Peningkatan tersebut dicapai lewat adanya  kenaikan dalam adopsi teknologi  untuk layanan kesehatan, seperti telemedicine, big data, dan penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk diagnosis dan perawatan.

Sementara dari sisi pemerintah, penguatan kualitas  kualitas tenaga kesehatan melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan juga jadi perhatian.

Dari sisi kebijakan, utamanya dalam pendanaan, dukungan yang diberikan pemerintah terwujud dalam  anggaran kesehatan  APBN yang sebesar Rp186,4 triliun. Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 8,1% dibanding tahun sebelumnya.

Angka tersebut juga melingkupi  inisiatif kepada   industri farmasi, peningkatan kualitas layanan kesehatan dan akses yang lebih mudah, serta memperkuat program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Angggaran tersebut juga berfokus kepada transformasi sistem kesehatan dan pencegahan stunting. Semuanya bisa  dikatakan sebagai bentuk komitmen berkelanjutan Pemerintah dalam memperkuat sektor kesehatan nasional.

“Dukungan dalam bentuk insentif fiskal agar investasi industri pionir dan strategis, termasuk industri farmasi dan alat kesehatan juga jadi perhatian. Wujudnya ada dalam bentuk pemberian  Tax Holiday, Super Tax Deduction untuk penelitian dan pengembangan hingga 300% serta Super Tax Deduction Vokasi hingga 200%,” jelas Menko Airlangga.

Dengan semua yang telah diinisiasi dan dijalankan itu, pemerintah berharap agar para stakeholder terkait turut memberi dukungan dalam upaya reformasi itu yang tujuan besarnya adalah payung visi Indonesia Empas 2045 tadi sehingga kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat menjadi sangat penting.

“Kolaborasi dalam inovasi untuk terciptanya sistem kesehatan inklusif efisien serta berkelanjutan menjadi niscaya dalam upaya  mendukung transformasi dan kemajuan sektor kesehatan di Indonesia,” tutup Menko Airlangga. {sumber}