Berita Golkar – Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto buka suara soal viralnya isu Bupati Kendal Dico Ganinduto dan artis Raffi Ahmad maju dalam Pilgub Jawa Tengah. Airlangga mengatakan surat penugasan memang sudah diberikan kepada Dico.
Namun, kepastian keduanya berpasangan maju akan bergantung pada hasil survei elektabilitas. “Kalau hasil (survei) bagus, jalan terus. Kalau nggak bagus, tarik lagi,” kata Airlangga ketika ditemui wartawan di Komplek Istana Negara, Rabu, 15 Mei 2024.
Airlangga berujar Partai Golkar melakukan survei pada Mei, Juni, hingga Juli mendatang. Sementara hasil survei belum keluar, Airlangga merespons positif viralnya pasangan Dico-Raffi di media sosial. “Makin viral, makin bagus,” ujar Airlangga.
Sebelumnya, nama Raffi Ahmad viral setelah beredar video si sosial media yang menunjukkan Raffi Ahmad terlihat sedang sesi pengambilan foto bersama Bupati Kendal sekaligus kader Golkar Dico Ganinduto. Dalam video itu, terlihat keduanya mengenakan kemeja putih dan peci hitam. “Nama Raffi kita juga monitor. Masuk dalam radar kami,” kata Wakil Ketua Umum Golkar Ahmad Doli kepada wartawan.
Menurut Dekan FISIP Universitas Diponegoro Teguh Yuwono, Dico Ganinduto dan Raffi Ahmad berpotensi merebut hati pemilih di Jateng apabila maju sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pilkada 2024.
“Saya kira beliau berdua punya potensi untuk mendapatkan hati dari pemilih Jawa Tengah,” kata Teguh saat dihubungi dari Jakarta pada Sabtu, 11 Mei 2024 seperti dikutip Antara.
Dia tak memungkiri Raffi yang kerap dijuluki Sultan Andara itu belum memiliki kinerja politik yang bagus, karena tidak memiliki pengalaman di dunia politik. Namun dia menilai Dico selama menjadi Bupati Kendal sudah menunjukkan kinerja yang baik.
Teguh pun menyarankan Raffi, yang memiliki kedekatan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, dapat diusung oleh partai berlambang burung Garuda emas itu.
Setelah itu, Gerindra dapat berkoalisi dengan Golkar untuk mencalonkan Dico-Raffi pada Pilkada Jateng. Hal ini, kata dia, akan menjadi kekuatan menghadapi lawan politik yang kuat, seperti mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. {sumber}