Berita Golkar – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan Kartu Prakerja sangat mendukung kehidupan masyarakat untuk melewati masa-masa yang luar biasa sulit hingga dari berperan sebagai safety net menjadi safety trampoline.
Diketahui, pada awalnya program Kartu Prakerja dibentuk pemerintah sebagai safety net atau jaring pengaman sosial dan saat ini menjadi safety trampoline yaitu mampu melindungi hingga mempromosikan masyarakat.
“Jika sebelumnya kita mengenal safety net, Prakerja menjadi safety trampoline yaitu it protects and promotes people di masa extraordinary,” katanya dalam keterangan di Jakarta dikutip dari Antara, Jumat (13/10/2023).
Dalam Pertemuan Tahunan Bank Dunia-IMF di Marrakesh, Maroko, Airlangga mengatakan peran Prakerja dalam melindungi dan mendorong masyarakat di masa yang luar biasa sangat bermanfaat sehingga masyarakat mampu bertahan.
Meski menghadapi tantangan awal dan kritik, Kartu Prakerja tetap berkomitmen untuk memberikan pendidikan dan peluang pembelajaran kepada masyarakat Indonesia yang pada akhirnya berdampak positif secara luas.
Salah satu prestasi utama adalah peningkatan kepemilikan e-wallet lebih dari 50 persen berkat Prakerja yang mencerminkan kesuksesan ekspansi inklusi digital dan keuangan.
“Perluasan dalam inklusi digital dan keuangan ini benar-benar sangat luar biasa,” kata Ekonom Sektor Sosial dari Kantor Sektor Pembangunan Manusia dan Sosial Bank Pembangunan Asia (ADB) Amir Hamza Jilani.
Amir bahkan mengaku bahwa ia takjub melihat hasil survei yang menyebutkan mayoritas peserta Prakerja menyatakan kepuasannya atas program tersebut.
Senada dengan Amir, Direktur Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen mengatakan Prakerja telah membuktikan berbagai inovasi melalui skilling, reskilling, dan upskilling sehingga layak menjadi pelajaran yang dapat ditiru negara lain.
Satu turut menyoroti inovasi Prakerja dalam memberikan opsi pendanaan pembayaran berbentuk uang elektronik yang dinilai sebagai tonggak besar untuk meningkatkan inklusi keuangan dan memberikan fleksibilitas serta keterbukaan dalam penyedia layanan pembayaran.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan Prakerja telah menunjukkan banyak sekali kreativitas dan inovasi yang terus mengikuti tren global termasuk ketika dunia semakin gencar menuju konsep ekonomi hijau.
Beragam pelatihan yang disediakan Prakerja diharapkan mampu menjawab kebutuhan sumber daya manusia di sektor industri dalam tatanan ekonomi hijau tersebut yakni setidaknya untuk 10-20 tahun mendatang.
Direktur Eksekutif Prakerja Denni Puspa Purbasari menambahkan, program ini sebenarnya tidak dirancang untuk penanganan semasa pandemi COVID-19 karena Prakerja direncanakan setahun sebelum pandemi. “Prakerja sejatinya dirancang untuk mencapai tujuan Indonesia Emas 2045 yang dicanangkan pemerintah,” ujarnya.
Sementara itu, tahun ini menjadi momentum penting bagi Prakerja karena program tersebut memasuki Skema Normal yang menyediakan pelatihan tatap muka karena sebelumnya dilaksanakan secara daring.
Dengan fokus kembali pada memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan Prakerja terus berperan sebagai alat penting dalam upaya Indonesia untuk meningkatkan inklusi ekonomi dan mengurangi kemiskinan. {sumber}