Berita Golkar – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kebaya merupakan simbol ekonomi kerakyatan karena memiliki 100 persen kandungan lokal.
“Kami lihat kebaya bukan hanya sebagai aset budaya bangsa, tetapi juga simbol industri pakaian atau tekstil dalam negeri, karena industri kebaya memiliki kandungan lokal mencapai 100 persen,” ujar Menko Airlangga Hartarto saat membuka Kowani Expo di Jakarta, Selasa.
Menko Airlangga menjelaskan kebaya dan asesoris pendukungnya dibuat secara manual dengan menggunakan alat yang masih tradisional atau bukan pabrikan. Selain itu, kebaya juga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya para perempuan.
“Kebaya bukan hanya pakaian, tetapi juga simbol ekonomi kerakyatan,” kata Menko Airlangga Hartarto. Ia mengapresiasi para perempuan Indonesia yang mampu meningkatkan perekonomian bangsa melalui kebaya dan aksesoris pendukungnya. Pihaknya pun terus mendorong agar kebaya dapat menembus pasar ekspor.
Menurut dia, pemerintah turut membantu dengan menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa jaminan untuk pinjaman hingga Rp100 juta. “Pemerintah menyediakan dana hingga Rp270 triliun untuk membantu UMKM agar naik kelas,” kata Menko Airlangga Hartarto.
Ia juga mendorong perempuan Indonesia meningkatkan keahliannya melalui Kartu Prakerja yang sudah disediakan oleh pemerintah, sehingga keahlian yang dimiliki tetap relevan dengan kebutuhan saat ini.
Sementara Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan Kowani Expo merupakan rangkaian puncak Hari Kebaya Nasional yang akan diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta, pada 24 Juli 2024.
Giwo Rubianto Wiyogo menambahkan peringatan Hari Kebaya Nasional diadakan untuk pertama kalinya pada tahun ini seiring dengan terbitnya Keppres Nomor 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional. Pelaksanaan Hari Kebaya Nasional 2024 mengusung tema “Lestarikan Budaya dengan Bangga Berkebaya”.
“Hari Kebaya Nasional bertujuan memperkenalkan dan menggaungkan kembali kebaya sebagai bagian dan sejarah perjuangan para perempuan Indonesia, meningkatkan wujud cinta, bangga pada identitas bangsa dan Tanah Air,” kata Giwo.
Selain itu bertujuan melestarikan warisan budaya dengan menjadikan kebaya sebagai salah satu wadah kreativitas tanpa menghilangkan nilai pakem dari kebaya, serta menjadikan kebaya sebagai busana perempuan yang dipakai dalam berbagai acara.
Menurut dia, melalui kebaya juga dapat meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan serta pertumbuhan ekonomi bangsa. Hal itu dikarenakan melalui penyelenggaraan Hari Kebaya Nasional, sejumlah UMKM memperoleh kenaikan penjualan produk kebaya dan aksesoris pendukungnya.
“Melalui kebaya, perempuan Indonesia dapat naik kelas dan semakin maju,” kata Giwo Rubianto Wiyogo.Puncak peringatan Hari Kebaya Nasional akan menampilkan delapan kebaya legendaris koleksi Ibu Tien Soeharto. {sumber}