Berita Golkar – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengharapkan dukungan penuh dari Pemerintah Jepang, untuk segera merealisasikan proyek-proyek strategis Asia Zero Emission Community (AZEC), melalui pendanaan inovatif. Serta membuka kesempatan bagi semua pelaku usaha, termasuk pihak swasta sebagai upaya inklusif mewujudkan ekonomi yang berkelanjutan dan makmur bagi ASEAN.
Hal itu disampaikan Airlangga, saat mewakili Presiden Jokowi dalam Pertemuan Puncak AZEC ke-2 di Laos, Vientiane, Jumat (11/10/2024).
“Kerja sama AZEC merupakan upaya nyata yang digagas Pemerintah Jepang, untuk mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan dan bersih menuju emisi nol,” kata Airlangga, dalam pernyataannya dikutip dari Rakyat Merdeka.
“Indonesia menyambut baik kerja sama ini. Pertemuan puncak AZEC ke-2 harus ditandai sebagai kepemimpinan dalam transisi energi di ASEAN,” lanjutnya.
Airlangga menyebut, Indonesia bangga menjadi tuan rumah Pertemuan Menteri AZEC ke-2 pada Agustus 2024, yang berhasil mengindikasikan banyak proyek strategis, dan menegaskan kembali komitmen terhadap tujuan bersama.
Dia menjelaskan, Indonesia telah membentuk AZEC Expert Group yang efektif melakukan debottlenecking pelaksanaan proyek dan mengembangkan peta jalan komprehensif menuju emisi nol bersih di sektor energi, dalam sejumlah aksi nyata penting.
Beberapa proyek yang berhasil dilakukan dan telah berjalan saat ini, antara lain adalah Geothermal Project Phase 2 Muara Laboh, Waste to Energy Legok Nangka, Crude Coconut Oil Plant untuk Sustainable Aviation Fuel (SAF), Pilot Project Peatland Restoration, Grid Interkoneksi Jawa-Sumatera, dan proyek Kayan Hydropower tahap I yang akan segera dimulai.
Untuk mendukung AZEC, Indonesia melakukan upaya transisi energi melalui pengembangan energi terbarukan secara masif, khususnya tenaga surya, air, dan panas bumi, serta pengurangan secara bertahap penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara.
“Kami juga siap dalam pengembangan super grid untuk meningkatkan konektivitas dan penerapan teknologi penangkapan, pemanfaatan, serta penyimpanan karbon (CCUS),” tegas Airlangga.
Selain itu, Indonesia juga terus mendorong mobilitas dan transportasi listrik, meningkatkan efisiensi energi di sektor industri, transportasi, dan bangunan, serta mengeksplorasi sumber energi baru seperti nuklir, hidrogen, bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF), dan amonia. {}