Berita Golkar – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan bahwa keluarnya Amerika Serikat (AS) dari Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) tidak mempengaruhi komitmen pendanaan dari sembilan negara lainnya.
Sebagaimana diketahui, di bawah kepemimpinan Donald Trump, AS menarik diri dari konsorsium pendanaan JETP pada 5 Maret 2025.
“Jadi tadi ditegaskan bahwa keluarnya Amerika dalam Paris Agreement dan juga support JETP tidak mengurangi komitmen sembilan negara untuk mendukung net zero emission di Indonesia. Jadi tidak ada perubahan dari sana,” kata Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (24/3/2025), dikutip dari Antara.
Saat ini, kepemimpinan program JETP diserahkan kepada Jerman dan Jepang, dengan anggota yang terdiri dari Denmark, Inggris, Italia, Kanada, Norwegia, Prancis, dan Uni Eropa.
Negara-negara ini tergabung dalam International Partners Group (IPG) untuk membantu Indonesia dalam mencapai target pengurangan emisi sebesar 31,89 persen secara mandiri dan hingga 43 persen dengan dukungan internasional pada 2030.
Sebagai bagian dari implementasi JETP, sebanyak 54 proyek telah menerima dukungan pendanaan internasional dengan total komitmen sebesar 1,1 miliar dolar AS.
Sembilan proyek mendapatkan pendanaan dalam bentuk pinjaman atau ekuitas, 45 proyek lainnya menerima hibah senilai 233 juta dolar AS.
“Antara lain Muara Laboh di Sumatera Barat itu adalah program untuk geotermal dan diharapkan bisa beroperasi di 2027. Kemudian juga ada beberapa proyek yang dalam pipeline, baik itu photovoltaic seperti di Saguling, kemudian juga ada beberapa proyek lain seperti dekarbonisasi atau phasing out dari Cirebon power,” jelasnya.
IPG juga telah mengamankan jaminan senilai 1 miliar dolar AS melalui Multilateral Development Banks (MDB) Guarantee untuk mempercepat pelaksanaan proyek-proyek transisi energi bersih. {}