Berita Golkar – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mengalami tekanan dalam selama pandemi Covid-19. Namun ternyata UMKM mampu bertahan dan kembali bangkit. Salah satunya adalah para pengusaha Warung Tegal (Warteg).
Airlangga menjelaskan, guna mendukung pengusaha warteg untuk dapat bertahan di masa pandemi, pemerintah telah menyediakan berbagai dukungan, di antaranya berupa bantuan tunai dan kemudahan akses pembiayaan.
Di awal pandemi, Pemerintah telah menyiapkan bantuan modal usaha berupa Bantuan Tunai untuk Pedagang Kaki Lima dan Warung (BT-PKLW) sebesar Rp 1,2 juta yang diberikan kepada 1 juta pemilik warung, termasuk juga diantaranya pelaku usaha warteg.
“Selain itu, Pemerintah juga menyiapkan berbagai kemudahan akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi UMKM terdampak,” kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (11/8/2023).
Kini pelaku usaha warteg telah bangkit kembali. Bersama komunitas, mereka membangun ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat. Sebagai bagian dari UMKM, warteg juga turut mengambil bagian dalam mendongkrak perekonomian nasional dan daerah.
Penyalur KUR ke Pengusaha Warteg
Dalam acara penghargaan KUR Award yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Posbloc, Jakarta Pusat, pada Rabu 9 Agustus 2023, Menko Airlangga menyerahkan secara simbolis penyaluran KUR kepada lima debitur KUR Bank BNI yang merupakan pelaku usaha warteg dengan total nilai penyaluran KUR sebesar Rp 1 miliar.
Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan Pemerintah Pusat yang bekerja sama dengan Penyalur dan Penjamin KUR dalam rangka memberdayakan UMKM, khususnya pelaku usaha Warteg melalui penyaluran KUR.
Selain itu, dilakukan pula penandatanganan PKS antara Penyalur KUR dengan Asosiasi Pengusaha Warteg Kharisma Bahari yang beranggotakan lebih dari 1.000 anggota.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan selaku Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto mengatakan, warteg telah membuktikan ketahanannya menghadapi pandemi Covid-19.
“Dengan adanya penandatanganan PKS ini, maka diharapkan pelaku usaha warteg dapat kembali mengembangkan usahanya, meningkatkan kualitas pelayanan, serta menciptakan dampak positif pada komunitas lokal,” tutur dia.
Realisasi KUR hingga Juli 2023 Capai Rp 126,3 Triliun
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tetap terjaga dengan trend positif. Pencapaian ini ditunjukkan dengan total penyaluran KUR pada posisi 31 Juli 2023 sebesar Rp126,3 triliun yang diberikan kepada 2,3 juta debitur dengan NPL tetap terjaga di level 1,63 persen.
“Penyaluran KUR saat sekarang tren positif di tahun ini sampe 31 juli sebesar Rp 126,3 triliun kepada 2,3 juta debitur,” kata Menko Airlangga saat ditemui usai menghadiri penganugerahan KUR Award dan Penyaluran KUR untuk UMKM yang dilaksanakan di Pos Bloc, Gedung Filateli, Rabu (9/8/2023).
Secara detail Airlangga menjelaskan, kuantitas penyaluran KUR tersebut juga diikuti dengan peningkatan kualitas program KUR. Dari sisi capaian KUR sektor produksi, telah mencapai 55,4 persen.
Selain itu, sesuai dengan kebijakan KUR tahun 2023 yang diatur dalam Permenko 1/2023, penerima KUR tahun ini telah didominasi dengan debitur yang baru pertama kali menerima KUR yaitu sebanyak 79 persen dari total penerima KUR.
Peningkatan jumlah debitur baru tersebut juga diikuti dengan peningkatan jumlah debitur graduasi KUR yaitu sebanyak 52 persen debitur telah berhasil graduasi ke akses pembiayaan yang lebih tinggi dengan graduasi terbesar pada skema KUR Super Mikro ke KUR Mikro. Hal ini menunjukkan bahwa penerima KUR telah naik kelas. “Capaian produksi sebesar 55,4 perseb dan graduasi sebesar 52 persen,” ujarnya.
Tingkatkan Kualitas UMKM
Airlangga mengatakan, program KUR merupakan salah satu program pemerintah yang menjadi instrumen penting peningkatan porsi kredit UMKM nasional.
Lantaran program KUR skema pinjamannya dengan suku bunga rendah dan persyaratan yang lebih fleksibel, sehingga memberikan akses keuangan kepada banyak pelaku usaha yang sebelumnya sulit mengakses pembiayaan. {sbr}