Berita Golkar – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mewaspadai kenaikan harga minyak dunia imbas perang Iran-Israel.
“Ya, pertama tentu bagi pemerintah dampak yang terkait dengan harga minyak menjadi perhatian. Tetapi kelihatannya harga minyak masih di antara 72 (per barel) itu. Relatif kita belum bisa memberikan komentar. Kita lihat saja,” ujar Airlangga usai menghadiri pernikahan anak Pramono Anung di rumah dinas gubernur Jakarta, Rabu (25/6/2025).
Kenaikan harga minyak dunia itu bisa terjadi jika pemerintah Iran menutup Selat Hormus.
“Kemudian kalau Selat Hormus (ditutup) tentu 30 persen daripada minyak melalui itu dan yang akan berdampak itu di Asia Tenggara karena salah satu market terbesar mereka adalah ke China,” kata Airlangga, dikutip dari Kompas.
Sebelumnya, Harga minyak mentah dunia anjlok 6 persen pada akhir perdagangan Selasa (24/6/2025) waktu setempat atau Rabu (25/6/2025) pagi WIB, di tengah mencuatnya kabar gencatan senjata antara Iran dan Israel.
Pasar berekspektasi gencatan senjata Iran dan Israel akan meredakan risiko gangguan pasokan minyak dari kawasan Timur Tengah. Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent anjlok 6,1 persen atau 4,34 dollar AS ke level 67,14 dollar AS per barrel.
Sementara minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS anjlok 6 persen atau 4,14 dollar AS ke level 64,37 dollar AS per barrel. “Premi risiko geopolitik yang terbentuk sejak serangan pertama Israel terhadap Iran hampir dua minggu lalu, telah sepenuhnya lenyap,” kata Tamas Varga, Analis Senior PVM Oil Associates.
Diketahui, konflik Israel-Iran kembali memanas dan menemui babak baru ketika AS turut menyerang Iran.
Perang serangan udara itu dilancarkan AS pada Sabtu (21/6/2025) ke tiga fasilitas nuklir Iran, yakni Isfahan, Natanz, dan Fordow. Sebagai balasan, Iran menjatuhkan 19 rudal ke pangkalan militer AS di Qatar. Tercatat dari jumlah tersebut, sebanyak 18 di antaranya berhasil dicegat.
Sedangkan satu rudal jatuh di area pangkalan tanpa menimbulkan korban jiwa. Adapun semula, konflik ini dipicu oleh serangan Israel pada Jumat (13/6/2025), yang menyasar perumahan hingga fasilitas nuklir Iran. Iran kemudian melakukan serangan balasan pada Sabtu (14/6/2025), yang merusak fasilitas ekonomi Israel.
KBRI setempat menetapkan siaga I sejak konflik berlangsung. KBRI Muscat dan KBRI Amman telah menetapkan Siaga 1 masing-masing untuk wilayah Yaman Utara dan wilayah Israel dan Palestina. {}