Airlangga Hartarto Temui Perwakilan 6 Media Internasional Perdalam Pemahaman Kebijakan RI

Berita Golkar – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dengan editor senior dari beberapa media terkemuka Australia serta perwakilan Kedutaan Besar Australia di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.

Para editor senior yang hadir berasal dari media besar dan terkemuka di Australia, antara lain dari The Australian, Sydney Morning Herald, Australian Financial Review, Australian Broadcasting Corporation (ABC), The Conversation, dan Business News.

Kunjungan pada Senin (10/2/2025) bertujuan memperdalam pemahaman para editor media Australia terkait kebijakan ekonomi Pemerintah Indonesia, serta memperkuat wawasan mengenai hubungan kedua negaram khususnya pada sektor-sektor strategis.

Dalam paparannya, Airlangga menyebut RI berupaya menciptakan investasi baru serta meningkatkan iklim investasi untuk mendukung stabilitas makroekonomi yang kuat. Ia juga menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun lalu mencapai 5,03% dan ditargetkan sebesar 8% di tahun 2029.

“Nilai-nilai ini mencerminkan keyakinan tinggi dari Pemerintahan yang baru di bawah Presiden Prabowo Subianto terhadap potensi pertumbuhan ekonomi berdasarkan fondasi yang kokoh. Tingkat kemiskinan dan pengangguran juga berada di titik terendah dalam 5 tahun terakhir,” jelas Airlangga, dikutip dari CNBC Indonesia.

Selain itu, Airlangga juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Australia terhadap upaya aksesi Indonesia menjadi anggota dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) serta Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).

“Pemerintah Indonesia meyakini bahwa keanggotaan Indonesia dalam OECD dan CPTPP akan berkontribusi pada peningkatan iklim investasi, mendorong transparansi kebijakan ekonomi, serta memperkuat daya saing Indonesia di kancah global,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, para editor senior menyoroti peningkatan perdagangan bilateral yang pesat antara kedua negara. Hal ini mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di masa mendatang.

“Indonesia saat ini mengembangkan ekosistem hilirisasi melalui Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Morowali yang berfokus pada pemrosesan nikel, sementara Australia memiliki keunggulan dalam produksi lithium. Sinergi antara kedua negara di sektor ini dapat menciptakan rantai pasok yang lebih berkelanjutan dan bernilai tambah tinggi,” ungkap Airlangga.

Isu lain yang turut dibahas adalah potensi kerja sama dalam pengembangan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) serta hidrogen sebagai sumber energi bersih di masa depan. Sementara pada sektor pariwisata, para editor media menyoroti destinasi wisata yang sedang dikembangkan oleh Indonesia, salah satunya Bali yang masih menjadi destinasi utama bagi wisatawan Australia. {}