Airlangga Hartarto Ungkap Profesor Stanford University Kagumi Capaian Ekonomi Jokowi

Berita Golkar – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berkelakar para profesor di Stanford University, Amerika Serikat (AS) ingin belajar ekonomi ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal tersebut Airlangga sampaikan dalam acara Peluncuran Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital, Rabu (6/12).

Mulanya Airlangga bercerita dirinya ikut menemani Jokowi saat memberikan kuliah umum di Stanford University, Rabu (15/11) lalu. Saat itu, kata dia, Jokowi memamerkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terjaga di level 5 persen. Adapun inflasi di bawah 2,5 persen.

Menurutnya, capaian Indonesia itu terbilang baik. Maklum, ekonomi global masih diselimuti ketidakpastian. Airlangga pun bersaksi bahwa para profesor cukup kagum dengan capain Indonesia itu. “Mereka bilang ‘Ini bukan presiden yang belajar ke profesor, tapi profesor harus belajar ke Indonesia,” kata Airlangga.

Jokowi sendiri memberikan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Stanford University pada 15 November lalu. Bukan hanya mahasiswa asal Indonesia yang datang, tapi juga sejumlah mahasiswa dari negara lain.

Pantauan CNN Indonesia, para mahasiswa ini sudah datang ke tempat acara sejak pukul 12.00 waktu setempat. Ira salah seorang mahasiswa Indonesia mengatakan, ia ingin mendengar langsung apa yang ingin disampaikan Jokowi dalam kuliah singkat ini. Para mahasiswa ini sebagian besar mengenakan batik.

Panitia juga menyediakan alat penerjemah bagi peserta mahasiswa dan akademisi Stanford yang hadir karena Jokowi memberikan kuliah singkat berbahasa Indonesia. Dalam paparannya Jokowi membanggakan proyek Ibu Kota Nusantara yang saat ini tengah dibangun. Nusantara disebut Jokowi sebagai kota pintar dan sustainable.

Mulanya Jokowi membahas soal perubahan iklim. “Kita tahu dunia tengah sakit. Perubahan iklim dan transisi energi hal yang sangat mendesak,” kata Jokowi.

Ia kemudian menyinggung komitmen negara-negara di dunia dalam penanggulangan perubahan iklim. Untuk Indonesia ia menegaskan tidak perlu ragu karena sudah berjalan selama ini, bukan sekadar pernyataan semata. “Indonesia walk the talk bukan lagi talk the talk,” kata Jokowi.

Ia lalu memamerkan pencapaian yang sudah diraih seperti menurunkan laju deforestasi 10 ribu hektare. Lalu restorasi 34 ribu hektare hutan bakau dalam waktu satu tahun.

Namun ia mengeluhkan soal pendanaan dan transfer teknologi terkait perubahan iklim ini. Masih seperti komersial perbankan sehingga menambah beban utang negara miskin dan berkembang. {sumber}