Alia Laksono Salut Ada Gen Z di Jakarta Jadi Ketua RT: Bisa Jadi Teladan!

Berita Golkar – Kalangan politisi di Parlemen Kebon Sirih, Jakarta Pusat memuji kepiawaian Sahdan Arya Maulana (19), remaja yang mengemban amanah sebagai Ketua RT 07/08, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Selama dua bulan menjadi pemimpin wilayah setempat, Sahdan mampu mengeluarkan gebrakan salah satunya membetonisasi jalan permukiman warga.

Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Alia Noorayu Laksono mengatakan, perilaku dan tindaka yang dilakukan Sahdan, RT Gen Z.

“Ini adalah sebuah tindakan yang patut untuk diacungi jempol dan menjadi contoh bagi kita seluruh masyarakat,” ujar Alia saat dikonfirmasi pada Rabu (16/7/2025), dikutip dari Tribunnews.

Meski demikian, Alia mengingatkan bahwa perbaikan serta perawatan dari fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos-fasum), terutama jalan juga menjadi hak masyarakat yang bisa didapatkan melalui pemerintah.

Karena itu, edukasi dan pengetahuan ini juga penting untuk diketahui oleh masyarakat agar mereka memahami terkait batasan hak-haknya sebagai warga negara.

“Tapi inti dari leadership (kepemimpinan) kan bisa membuat inovasi-inovasi dan gebrakan-gebrakan yang bermanfaat bagi orang sekitar,” katanya.

Menurut dia, para RT juga harus mengedepankan aturan yang berlaku dalam mengeluarkan kebijakan di lingkungan rumahnya. Sebagai contoh perbaikan jalan yang dilakukan oleh Sahdan yang memakai dana swadaya masyarakat dan operasional pengurus RT.

Dana swadaya yang dikumpulkan harus dilakukan dengan baik, sehingga tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan dengan pengumpulan duit tersebut. “Tetap harus mengedepankan etika norma dan hukum ya,” ucap Alia dari Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta ini.

Diketahui, awalnya dianggap cuma modal gaya dan diremehkan warga karena usianya masih 19 tahun, Ketua RT Gen Z di kawasan Jakarta Utara ini sukses membungkam kritik warga. Sosok Ketua RT muda itu diketahui bernama Sahdan Arya Maulana (19).

Sahdan Arya dipercaya oleh warga sekitar memimpin wilayah menjadi Ketua RT 07 RW 08, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara. Tanpa banyak bicara, ia membuktikan kemampuannya lewat sederet program mandiri yang kini viral di media sosial. Program yang dijalankan tak mengandalkan bantuan pemerintah.

Ketua RT muda ini justru jadi inspirasi baru di lingkungannya.Jauh sebelum programnya kini viral, Sahdan Arya mempunyai kenangan tak menyenangkan saat pertama kali bertarung menjadi Ketua RT. Warga sekitar sempat meragukan kepemimpinannya karena dianggap sangat muda dan minim pengalaman.

“Sebenernya enggak expect juga ya. Di sini juga kan banyak yang remehin,”  ujar Sahdan dikutip dari Kompas.com, Senin (14/7/2025).

“Kayak anak muda bisa apa. Anak baru lahir kok mau memimpin. Diremehin orang lah,” sambungnya.

“Ya ada yang seneng, ada yang enggak suka juga. Ya begitulah manusia ya kan. Ada pro kontra,” imbuhnya.

Pembuktian pertama dilakukan saat Sahdan berhasil mengalahkan pesaingnya. Dia berhasil mengumpulkan suara terbanyak dibanding lawannya.

“Jalur voting kita. Kemarin juga sempat ada lawannya. Terus juga hasil suaranya ya sangat jauh sekali. Lawannya 17, saya 126. Jadi kayak 1 banding 10 gitulah,” katanya.

Sahdan mengaku pencalonannya sebagai Ketua RT didorong oleh keinginan untuk terlibat aktif membangun lingkungan.

Program Ketua RT Gen Z Viral

Setelah terpilih, ia langsung bergerak menangani persoalan jalan rusak akibat dilintasi truk urukan. Pengecoran jalan dilakukan beberapa hari setelah kejadian, dengan anggaran Rp 23 juta dari swadaya pengurus RT.

“Ya, memang sebelumnya dari program saya itu kan pengecoran, pembangunan dan juga awalnya itu memang saya melakukan pengecoran itu rencana sebulan ke depan,” kata Sahdan Arya saat ditemui di lokasi, Minggu (13/7/2025).

“Tapi karena saat itu ada kejadian truk terguling di situ. Dan sehingga mengakibatkan jalan hancur, maka malam itu kita perbaiki langsung,” jelasnya.

Jalan permukiman yang diperbaiki itu berlokasi di Jalan Kelapa Hijau, RT 07 RW 08 Rawa Badak Selatan. Menurut Sahdan, perbaikan berupa pengecoran jalan yang rusak sepanjang 100 meter itu hasil swadaya masyarakat.

Merogoh kocek Rp 20 juta, biaya perbaikan jalan dihasilkan dari patungan warga dan biaya operasional sebagai RT yang sama sekali tak digunakannya untuk hal lain.

“Ada yang sebagian dari swadaya dan dari kita. Nah dari kita itu, biaya operasional kita itu semua kita alihkan ke pembangunan semua. Jadi kita selama dua bulan ini tidak pernah ngambil biaya BOP sepeserpun,” ucap dia.

Kini, Sahdan mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk para penasihat dan tokoh sesepuh lingkungan. Dia mengaku memasang target agar seluruh infrastruktur wilayah RT-nya bisa tertata dalam lima tahun ke depan.

“Kalau saya sih bisa bantu ya, lima tahun ke depan nanti kita insya Allah kita cor semua sampai ujung. Dengan dana dari pengurus. Kalau bisa kita nanti dikumpulin. Setiap bulan kita kumpulin buat ngecor,” katanya.

Ia juga memastikan, kegiatan RT tidak membebani warga. Iuran yang dipungut hanya sebesar Rp 10.000 per bulan dan digunakan sepenuhnya untuk kebutuhan sosial, seperti bantuan bagi warga sakit atau meninggal dunia.

“Iuran warga ini cuma dipergunakan untuk uang keamanan. Kalau ada orang sakit, kita kasih dana mereka Rp 200.000. Kalau yang meninggal, kita kasih Rp 500.000. Itu uang iuran warga itu cuma kita lokasikan ke situ doang. Enggak ke yang lain,” jelasnya. {}