Berita Golkar – Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPRD DKI Jakarta, Andri Santosa, menanggapi terkait kondisi Pasar Kramat Jati yang belakangan ini semakin sepi pengunjung.
Andri mengatakan, fenomena ini tidak hanya berdampak pada menurunnya omzet pedagang secara drastis, tetapi juga mengancam keberlangsungan pasar tradisional sebagai salah satu pilar ekonomi kerakyatan di Ibu Kota.
“Kami menerima banyak keluhan dari para pedagang di Pasar Kramat Jati mengenai sepinya pembeli. Ini adalah masalah serius yang harus segera ditangani oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,” ujar Andri Santosa dalam keterangannya, Kamis (24/7/2025), dikutip dari Akurat.
Ia menuturkan, sepinya Pasar Kramat Jati disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah persaingan ketat dengan platform belanja daring (online) yang semakin masif, serta menurunnya daya beli masyarakat.
“Pedagang mengeluhkan omzet harian mereka yang kini hanya ratusan ribu rupiah, padahal dulu bisa mencapai jutaan. Ini sangat memprihatinkan, apalagi mereka juga masih harus menanggung biaya operasional seperti listrik yang tetap normal,” lanjutnya.
Untuk itu, Andri mendesak Pemprov Jakarta untuk segera mengambil langkah-langkah konkret dan strategis guna menarik kembali pengunjung ke Pasar Kramat Jati.
Ia meminta agar Pemprov Jakarta harus melanjutkan dan mempercepat program revitalisasi Pasar Kramat Jati secara menyeluruh.
Revitalisasi tidak hanya fokus pada perbaikan fisik bangunan agar lebih modern, bersih, dan nyaman, tetapi juga mencakup penataan ulang zonasi pedagang dan fasilitas umum seperti toilet dan area parkir yang memadai.
“Kondisi pasar yang bersih, rapi, dan nyaman akan menjadi daya tarik utama bagi pembeli. Pedagang juga berharap revitalisasi ini bisa segera dilanjutkan, seperti yang sudah dicanangkan Perumda Pasar Jaya,” tegasnya.
Diketahui, Pasar Kramat Jati Jakarta Timur sepi pembeli dan membuat banyak pedagang resah karena omzet penjualan mereka turun drastis.
Banyak pedagang yang mengaku omzetnya kini hanya mencapai ratusan ribu rupiah per harinya. Berbeda pada waktu masih ramai yang dapat meraup hingga jutaan rupiah per hari. {}