Berita Golkar – Dewan Perwakilan Daerah (DPD) II Partai Golkar Surabaya mengoptimalkan teknologi informasi (TI) untuk memperkenalkan dan mendekatkan calon yang didukung partai berlambang pohon beringin tersebut kepada masyarakat.
Ketua DPD II Partai Golkar Kota Surabaya Arif Fathoni di Surabaya, Selasa (10/9/2024), mengatakan banyak metode dalam upaya memperkenalkan dan mendekatkan calon melalui teknologi informasi tersebut.
“Meminjam istilah Sekjen DPP Partai Golkar Kanda Sarmudji, ini revolusi cara berkomunikasi dengan masyarakat dan upaya menjangkau interaksi pola pikir masyarakat melalui media sosial, media sosial harus menjadi jembatan interaksi antara politisi dengan masyarakat, sehingga kita bisa terus memahami denyut nadi masyarakat,” katanya dikutip dari Antara.
Dalam kesempatan itu, DPD Partai Golkar Surabaya juga melaksanakan sayembara terkait dengan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Surabaya dan Pilkada Jatim.
Disinggung mengenai kegiatan tersebut, apakah berdampak terhadap tingkat keterpilihan calon yang didukung, anggota DPRD Surabaya ini mengatakan, Pilkada hanyalah upaya memenangkan hati masyarakat.
Anggota DPRD Kota Surabaya periode 2024-2029 ini mengatakan bahwa sebelum meraih hati masyarakat maka harus terus melakukan upaya untuk menyenangkan hati masyarakat.
Upaya tersebut termasuk mendengar dengan seksama apa yang dikehendaki oleh masyarakat, dan itu adalah salah satu upaya menyenangkan hati masyarakat.
“Jika tradisi politik zaman old, politisi lebih banyak berbicara dari pada mendengar, sekarang kita balik, rakyat juga perlu didengar apa yang menjadi harapan dan keinginannya tentang kondisi objektif bangsa hari ini,” katanya.
Ia mengatakan, sayembara yang dilakukan kepada warganet tersebut, bertujuan untuk mendapatkan opini terkait apa alasan mereka memilih Khofifah-Emil dalam Pilkada Jatim dan Eri Cahyadi-Armudji dalam Pilkada Kota Surabaya.
“Pendapat masyarakat yang disalurkan melalui media sosial ketika tangan mudah-mudahan bisa menjadi masukan yang baik dalam menyusun rencana pembangunan baik di Jawa Timur maupun di Kota Surabaya, ini juga menjadi bagian edukasi politik terhadap warga agar tidak menggunakan media sosial untuk menjadi bagian gerakan disrupsi informasi, namun menjadi gerakan pelopor media sosial untuk pembangunan peradaban bangsa,” katanya. {}