Berita Golkar – Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengungkit momen orde baru hingga krisis pada 1998. Bahlil memuji sikap patriotisme kader Partai Golkar saat mengalami momen-momen tersebut.
Bahlil awalnya mengungkit di masa Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden BJ Habibie, RI mampu bersaing di bidang teknologi. Namun, dia menyebut kondisi tersebut tak disukai negara lain.
“Di akhir masa pemerintahan Orba, kita lihat bahwa negara kita juga mampu bersaing secara teknologi di bawah pimpinan BJ Habibie. Namun, pertanyaan yang muncul adalah, apakah negara-negara tetangga atau negara di luar itu ikhlas melihat Indonesia maju? Saya katakan bahwa proses itu belum betul-betul mereka senang kalau negara kita maju,” kata Bahlil dalam sambutannya, dikutip dari Detik.
Bahlil menyebut kondisi tersebut berimbas pada krisis ekonomi tahun 1998 yang berujung pada persoalan krisis politik. Kala itu, kata dia, mahasiswa menuntut pergantian pemerintah hingga pembubaran Partai Golkar.
“Apa yang terjadi? Krisis ekonomi melanda negara kita pada tahun ’98 yang diawali krisis ekonomi berujung pada persoalan krisis politik. Mahasiswa yang waktu itu juga bagian dari mahasiswa meminta pergantian pemerintah. Tidak hanya di sana, Golkar pun turut diminta untuk dibubarkan. Ini adalah fase-fase yang berat Bapak/Ibu semua,” ucapnya.
Meskipun melalui fase berat, Bahlil menyatakan Golkar memiliki kader-kader negarawan yang kala itu dipimpin oleh Ketum Akbar Tandjung. Jadi, Partai Golkar tetap bisa melewati fase tersebut dan mampu bertransformasi.
“Kita diuntungkan, kita punya kader-kader patriot, kader-kader Partai Golkar yang negarawan, kader Partai Golkar yang punya kecerdasan, kemampuan komunikasi politik yang dipimpin langsung oleh Ketum Bang Akbar Tandjung. Kita lihat bapak ibu semua, di sini adalah fase perubahan baru bagi Golongan Karya bertransformasi menjadi partai politik,” ucapnya.
Seperti diketahui, perayaan HUT Partai Golkar di Sentul, Bogor malam ini turut dihadiri oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming. Acara juga dihadiri oleh para politikus senior Golkar hingga ketum parpol. {}