Berita Golkar – Ketua Komisi XII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Bambang Patijaya membuat laporan ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Kepolisian Daerah (Polda) Kepulauan Bangka Belitung.
Laporan itu ia buat setelah dirinya dituduh menjadi dalang demo anarkis penambang di Kantor Pusat PT Timah di Pangkalpinang yang terjadi pada Senin (6/10/2025) lalu.
Menurut Bambang, ada beberapa alasan yang membuatnya melaporkan berbagai tudingan di media sosial itu ke polisi. Salah satunya, kata dia, terkait dengan kehormatan dan nama baik.
“Kalau sebatas kritik atas kinerja masih saya terima. Itu biasa. Namun ketika saya dituduh menerima uang dari aktivitas tambang ilegal dan ikut menggerakkan massa supaya melakukan demo anarkis, itu sudah tidak bisa dibiarkan karena menyangkut kehormatan dan nama baik,” ujar politisi Partai Golkar tersebut.
Bambang justru mengaku sudah mengetahui siapa auktor intelektualis yang berada dibalik munculnya tudingan negatif terhadapnya. Menurut dia, masalah tersebut dipicu persoalan lama yang memanfaatkan momen kehadirannya dalam aksi demo penambang bersama Forkopimda saat demo berlangsung.
“Saya sudah tahu siapa orangnya siapa dibalik ini semua. Adalah saksi yang menyampaikannya. Rencananya Senin ini saya akan ke Polda untuk melengkapi pemberkasan laporan,” ujar politkus asal Bangka Belitung itu.
Tudingan bahwa Bambang Patijaya menjadi dalang demo penambang yang berlangsung anarkis, viral di sejumlah akun Tiktok. Diantaranya akun Tiktok @radenbambang369 yang diduga milik Ketua Umum Corruption Investigation Commiittee (CIC) Raden Bambang dan akun @dayat.arsani yang mencatut nama Gubernur Bangka Belitung Hidayat Arsani.
Akun Tiktok @radenbambang369 memposting bahwa Bambang Patijaya otak demo anarkis para penambang di PT Timah, sekaligus membiayai amuk massa tersebut. Selain itu, Bambang juga disebut menerima setoran dari kolektor timah.
Sementara akun @dayat.arsani mengunggah video yang menyebutkan Bambang Patijaya adalah beking mafia penyelundupan timah. Akun tersebut juga memuat foto yang diduga Bambang Patijaya bertemu dengan sejumlah koordinator aksi demo.
Demo para penambang pada Senin, 6 Oktober 2025 lalu itu merusak dan meluluhlantakkan gedung kantor PT Timah di di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Pangkalpinang. Massa penambang merobohkan pagar pembatas dan memecahkan kaca jendela kantor PT Timah.
Demo tersebut menimbulkan korban dari massa, warga sipil, polisi, hingga jurnalis akibat terkena tembakan gas air mata. Bahkan pedagang dan anak-anak turut menjadi korban setelah tembakan gas air mata masuk ke area permukiman.
Massa penambang dari beberapa wilayah di Pulau Bangka memprotes adanya aktivitas Satuan Tugas (Satgas) Nanggala yang dibentuk PT Timah dan Satgas Halilintar yang dibentuk pemerintah dalam melakukan penertiban tambang timah ilegal.
“Aktivitasnya meresahkan karena pasir timah hasil tambang kami tidak ada yang beli. Kolektor tidak satu pun yang mau membeli karena takut dengan satgas,” ujar Isma, warga Jebus, Kabupaten Bangka Barat, pada Senin, 6 Oktober 2025. {}