Bamsoet Ajak Bangsa Indonesia Jaga Kehormatan Para Mantan Presiden dan Hilangkan Dendam Masa Lalu

Berita Golkar – Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menghadiri Seminar Kebangsaan HUT ke-60 Fraksi Partai Golkar MPR di Gedung Nusantara IV MPR, Jakarta, Selasa (24/9/2024). Dalam kesempatan itu, ia menyatakan pentingnya bangsa ini selalu menjaga kehormatan dan martabat presiden.

Kehormatan ini berlaku untuk seluruh presiden, mulai dari Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, KH Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, Joko Widodo, hingga nantinya Prabowo Subianto.

Dimulai dari Presiden Soekarno dikenal sebagai Bapak Proklamator. Kemudian Presiden Soeharto merupakan Bapak Pembangunan. Presiden BJ Habibie sebagai Bapak Teknologi, Presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gusdur adalah Bapak Pluralisme, Presiden Megawati merupakan Ibu Penegak Konstitusi, Presiden SBY sebagai Bapak Perdamaian, dan Presiden Joko Widodo untuk Bapak Infrastruktur.

“Setiap Presiden memiliki legacy-nya masing-masing,” kata Bamsoet dikutip dari Tempo.

“Nama baik, kehormatan, dan martabat pribadi mereka merupakan bagian dari nama baik, kehormatan dan martabat Indonesia, karenanya harus selalu kita jaga.”

Karena itu, tidak perlu ada kebencian, apalagi dendam yang diwariskan kepada generasi penerus bangsa. Sebagai contoh, MPR menegaskan bahwa secara yuridis tuduhan terhadap Presiden Soekarno yang dianggap memberikan kebijakan mendukung pemberontakan dan pengkhianatan G-30-S/PKI pada tahun 1965, sebagaimana terdapat dalam bagian konsideran/menimbang huruf (c) TAP MPRS Nomor XXXIII/MPR/1967, tidak pernah dibuktikan menurut hukum dan keadilan.

“Keberadaan TAP MPRS tersebut juga dinyatakan sudah tidak perlu ditindaklanjuti karena sudah tidak berlaku lagi,” ujar politisi Partai Golkar ini.

Bahkan, langkah MPR mengundang keluarga Presiden Soekarno mendapatkan sambutan positif dari berbagai kalangan.

Sebagai Rumah Kebangsaan, MPR memiliki semangat rekonsiliasi untuk membangun kebersamaan antar anak bangsa. Sehingga tidak lagi mewariskan dendam politik masa lalu kepada generasi yang akan datang.

“Sebagai sebuah bangsa, sudah sewajarnya kita memberikan apresiasi dan penghargaan kepada para presiden yang telah banyak mencurahkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam berkontribusi untuk pembangunan bangsa. Terlepas adanya kekurangan dan kelebihan, mereka adalah seseorang anak bangsa yang tetap patut kita hargai, dan ditempatkan dalam posisi terhormat,” Bamsoet memungkas.

Seminar ini turut dihadiri oleh anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agung Laksono, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Sarmudji, Ketua Fraksi Partai Golkar MPR Idris Laena, Ketua Fraksi PDI Perjuangan MPR TB Hasanuddin, Ketua Fraksi PAN DPR Saleh Daulay, Wakil Ketua Komisi Kajian Ketatanegaraan MPR Rambe Kamarul Zaman, Menteri Hukum dan HAM Andi Mattalatta, Ketua Umum FKPPI Pontjo Sutowo, serta Senior Partai Golkar Theo Sambuaga. {}