Berita Golkar – Anggota DPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Politik, Penegakan Hukum dan Keamanan (Polhukam) KADIN Indonesia, Bambang Soesatyo menuturkan KADIN Indonesia siap mendukung pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan ketahanan pangan.
Ia mengatakan masih rapuhnya ketahanan pangan nasional tidak boleh lagi dibiarkan berlarut-larut. Menurutnya, Indonesia mampu mewujudkan kemandirian pangan.
Kemandirian pangan harus diwujudkan agar Indonesia tidak lagi mengimpor beras, kedelai, gula pasir, jagung, susu, daging hewan, sayur, buah ataupun tepung terigu.
“Salah satu faktor pembentuk ketahanan nasional adalah kemampuan negara mewujudkan kemandirian pangan. Pentingnya mewujudkan kemandirian pangan berpijak pada kewajiban negara memastikan bahwa setiap warga negara memiliki akses terhadap ketersediaan bahan makanan bergizi dengan harga terjangkau,” ujar Bamsoet dalam keterangan tertulis, Kamis (24/10/2024).
Hal tersebut ia sampaikan usai menghadiri Rapat Dewan Pengurus KADIN Indonesia di Menara KADIN Jakarta, Rabu (23/10/2024). Bamsoet menjelaskan kesungguhan negara merealisasikan kemandirian pangan akan menghadirkan manfaat yang berlipat ganda.
Dengan perencanaan yang komprehensif akan terwujud pemberdayaan bagi puluhan juta petani tanaman pangan. Ketika ragam bahan pangan dari berbagai daerah itu harus diolah dan kemudian didistribusikan ke seluruh pelosok tanah air, maka akan tercipta sangat banyak lapangan pekerjaan.
Trickle down effect dari industri pengolahan bahan pangan dengan pendistribusiannya akan menyediakan lapangan kerja yang menjadi harapan belasan juta generasi milenial dan gen-z yang kini menganggur.
“Data BPS mencatat tidak kurang dari 29,36 juta petani pada tahun 2023 dalam satu dekade terakhir, jumlah petani Indonesia dilaporkan menurun sekitar 7,42%, di mana pada tahun 2013 jumlah petani masih tercatat sekitar 31,70 juta,” kata Ketua MPR ke-15 itu, dikutip dari Detik.
“Menurunnya jumlah petani dan minimnya generasi muda menggarap sektor pertanian tanaman pangan sudah pasti disebabkan terbentuknya persepsi bahwa sektor pertanian tanaman tidak prospektif,” sambungnya.
Bamsoet memaparkan potensi sektor pertanian tanaman pangan dan industri pengolahannya di Indonesia sangatlah besar, karena pasarnya mencakup kebutuhan sehari-hari bagi lebih dari 280 juta jiwa. Potensi besar itu akan terwujud menjadi kenyataan jika negara bersungguh-sungguh merealisasikan target kemandirian pangan.
Kesungguhan itu idealnya ditunjukkan dengan kemauan politik dan didukung oleh Litbang pangan yang progresif. Selain itu, alih lahan pertanian harus dihentikan. Bahkan sebaliknya, lahan pertanian tanaman pangan hendaknya terus diperluas dari waktu ke waktu.
“Sektor pertanian tanaman pangan yang produktif akan mewujudkan kemandirian pangan dan kemakmuran bagi semua komunitas yang bekerja di sektor tersebut. Jika semua itu terwujud, kontribusi komunitas pertanian dan pengolahan tanaman pangan bagi aspek ketahanan nasional sangat signifikan,” kata Ketua Komisi III DPR RI ke-7 bidang Hukum & HAM tersebut.
“Stabilitas nasional akan selalu terjaga karena kebutuhan pokok rakyat selalu tersedia dalam jumlah yang lebih dari cukup dengan harga terjangkau,” pungkasnya. {}